Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Pesatnya perkembangan Esports sebagai salah satu cabang olahraga di Tanah Air yang banyak diminati sampai saat ini belum diimbangi dengan kesadaran terkait pencegahan dan penanganan cedera. Seperti cabang olahraga konvensional, Esports juga dipandang perlu perhatian besar untuk pencegahan cedera.
Riset seputar kesehatan dan penanganan cedera pada atlet Esports kini tengah digarap Coda Indonesia bekerja sama dengan tim Sport Medicine, Injury, Revocery Center (SMIRC) RS Pondok Indah Bintaro Jaya.
Riset itu bakal menjadi yang pertama di Indonesia dan diharaokan bisa menjadi rekomendasi bagi para atlet dan pemangku kebijakan.
Baca juga: PB ESI Berharap Menpora Motori Perkembangan E-sports
"Cabang Esports berkembang pesat tapi belum diiringi perhatian mengenai well-being dan kesehatannya. Banyak juga atlet yang pensiun dini, beberapa pemain profesional belum tua tapi sudah pensiun," ungkap Corporate Affairs Director Coda Indonesia, Rurie Wuryandari, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (5/4).
"Risetnya masih berlangsung selama beberapa bulan ke depan. Kami sudah ambil sampel dari beberapa gaming house namun belum cukup," imbuhnya.
Baca juga: Menpora Baru Diharapkan Makin Kembangkan Ekosistem Esport
Diharapkan, Esports bisa ditempatkan sama seperti olahraga kovensional karena para atlet juga rentan cedera. Saat ini, dua mantan atlet Diky Tururu dan atlet aktif Delvin Lanaya tengah menjalani program pemulihan dari Coda Indonesia.
Tim peneliti riset tersebut, dokter spesialis keolahragaan, Andi Andi Kurniawan, menyebut sejauh ini masalah umum yang dialami para atlet Esports seputar cedera bahu, pergelangan tangan, tulang belakang, hingga mata kering.
Tim riset masih terus mengumpulkan sampel dengan target 150 orang dari kalangan atlet profesional dan pemain rekreasional sebagai pembanding. Ditargetkan risetnya bisa dipublikasikan di jurnal internasional akhir tahun ini.
(Z-9)
Turnamen Esport ini bukan sekedar kompetisi namun juga bentuk apresiasi terhadap generasi muda yang aktif dan kreatif di dunia digital.
PERTUMBUHAN akademi esports di Indonesia menunjukkan tren positif dan menjadi faktor penting dalam mencetak generasi baru atlet esports profesional.
Putri Pramesti, berhasil meraih medali emas pertama di kategori eFootball Women’s dalam ajang ASEAN Youth Esports Championship (AYESC) 2025
Onic menjuarai Mobile Legends: Bang Bang League Indonesia (MPL ID) Season 15 setelah mengalahkan RRQ Hoshi di laga final di Jakarta International Velodrome, Minggu (15/6).
Esport bukan hanya tentang permainan, tetapi tentang kreativitas, strategi, dan kerja sama tim
TIM esports gencar merangkul kalangan kampus demi menjaring talenta-talenta muda untuk pengembangan serta regenerasi.
Pengumpulan poin Kiromal Katibin sangat signifikan dalam beberapa edisi Piala Dunia di berbagai negara yang diikutinya, sehingga berhasil menyalip Samuel Watson.
Para atlet itu akan diberangkatkan pada awal November setelah penyelenggaraan Kejuaraan Nasional Atletik di Solo, Jawa Tengah, akhir Agustus.
PT Hisamitsu Pharma Indonesia melalui merek Salonpas resmi mengumumkan kolaborasi strategis dengan klub BRI Super League, Bali United.
Zaenal Fanani, yang merupakan peraih medali emas SEA Games Hanoi 2021, berhasil mencapai garis finish dengan torehan waktu 1 jam 33 menit 22 detik.
Ia menyumbangkan dua medali untuk kontingen Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yaitu emas di kategori Solo U12 Latin Dance (Chacha) dan perak di kategori Solo U12 Ballroom Dance (Waltz).
Pengurus Pusat Perkumpulan Sambo Indonesia (PP Persambi) menyatakan kesiapan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Beladiri Sambo Remaja dan Junior 2025
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved