Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Atlet Esports juga Butuh Pencegahan Cedera

Dhika Winata
05/4/2023 19:12
Atlet Esports juga Butuh Pencegahan Cedera
Atlet Esport Timnas Indonesia Matthew Filemon (kiri) bersama rekan setimnya.(Antara Foto/Fikri)

Pesatnya perkembangan Esports sebagai salah satu cabang olahraga di Tanah Air yang banyak diminati sampai saat ini belum diimbangi dengan kesadaran terkait pencegahan dan penanganan cedera. Seperti cabang olahraga konvensional, Esports juga dipandang perlu perhatian besar untuk pencegahan cedera.

Riset seputar kesehatan dan penanganan cedera pada atlet Esports kini tengah digarap Coda Indonesia bekerja sama dengan tim Sport Medicine, Injury, Revocery Center (SMIRC) RS Pondok Indah Bintaro Jaya.

Riset itu bakal menjadi yang pertama di Indonesia dan diharaokan bisa menjadi rekomendasi bagi para atlet dan pemangku kebijakan.

Baca juga: PB ESI Berharap Menpora Motori Perkembangan E-sports

"Cabang Esports berkembang pesat tapi belum diiringi perhatian mengenai well-being dan kesehatannya. Banyak juga atlet yang pensiun dini, beberapa pemain profesional belum tua tapi sudah pensiun," ungkap Corporate Affairs Director Coda Indonesia, Rurie Wuryandari, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (5/4).

"Risetnya masih berlangsung selama beberapa bulan ke depan. Kami sudah ambil sampel dari beberapa gaming house namun belum cukup," imbuhnya.

Baca juga: Menpora Baru Diharapkan Makin Kembangkan Ekosistem Esport

Diharapkan, Esports bisa ditempatkan sama seperti olahraga kovensional karena para atlet juga rentan cedera. Saat ini, dua mantan atlet Diky Tururu dan atlet aktif Delvin Lanaya tengah menjalani program pemulihan dari Coda Indonesia.

Tim peneliti riset tersebut, dokter spesialis keolahragaan, Andi Andi Kurniawan, menyebut sejauh ini masalah umum yang dialami para atlet Esports seputar cedera bahu, pergelangan tangan, tulang belakang, hingga mata kering.

Tim riset masih terus mengumpulkan sampel dengan target 150 orang dari kalangan atlet profesional dan pemain rekreasional sebagai pembanding. Ditargetkan risetnya bisa dipublikasikan di jurnal internasional akhir tahun ini.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya