Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
TOM Pidcock ingin meraih kesuksesan lagi di Tour de France setelah memenangi etape ikonik di L'Alpe d'Huez untuk menyematkan dirinya sebagai salah satu dengan prospek terpanas di jajaran pembalap sepeda Inggris, Kamis (14/7).
Pembalap sepeda berusia 22 tahun itu, yang telah meraih medali emas mountain bike Olimpiade dan gelar juara dunia cyclocross, melibas 10 km terakhir dari tanjakan final sepanjang 13,8 km dengan gradien 8,1% sendirian setelah meninggalkan para pembalap yang melakukan breakaway untuk meraih kemenangan terbesarnya di ajang road race.
Meskipun kesuksesannya itu ia raih tidak lama setelah titel di Olimpiade, kemenangan tersebut menunjukkan Pidcock memiliki kemampuan melibas tanjakan untuk menjadi penantang gelar di Tour de France pada tahun-tahun mendatang.
Baca juga: Pidcock Menang di Etape 12 Tour de France, Vingegaard Pertahankan Kaus Kuning
Memulai Tour de France sebagai pembantu Geraint Thomas, Adam Yates, dan Dani Martinez, Pidcock bercokol di peringkat delapan klasemen umum. Gerakan breakaway yang ia lakukan membantunya menutup waktu yang hilang saat ia kewalahan di Col du Granon, Rabu (13/7).
"Saya memenangi satu etape di Tour tahun ini, saya cukup puas," kata Pidcock.
"Saya ambisius, saya di sini untuk belajar. Saya telah banyak belajar dan saya membandingkan diri saya ke (juara bertahan Tadec) Pogacar atau Wout (van Aert), mereka lebih senior dan mereka punya pengalaman lebih banyak dari saya."
"Saya ambisius, saya rasa saya punya ambisi lebih besar di balapan ini untuk masa mendatang pastinya," lanjutnya.
Pidcock akan meneruskan pembelajarannya di Tour de France tahun ini karena dia akan harus membantu Thomas, yang berada di peringkat tiga umum dan memiliki kesempatan besar finis podium di Paris, dan untuk Yates, yang ada di peringkat lima.
Balapan pada Kamis (14/7) itu akan menjadi salah satu momen terhebat Pidcock.
Dia membuat gebrakan pertamanya di puncak Col du Galibier, tanjakan pertama hari itu, kemudian menurun dengan kecepatan tinggi untuk menyusul kelompok pembalap breakaway pertama sembari menunjukkan keahliannya mengendalikan sepeda.
"Saya tumbuh mengendarai sepeda, pergi ke sekolah setiap hari," kata dia.
"Melintasi jalur berlumpur di hutan, seragam saya sama sekali kering. Saya sudah menjadi terbiasa mengendarai sepeda dan mengendalikan situasi ketika berada di limitnya."
"Saya memiliki pemahaman yang baik atas sepeda saya, saya rasa itu datang secara alamiah," pungkasnya. (Ant/OL-1)
Tadej Pogacar kembali menjuarai Tour de France di Nice, Minggu (21/7).
Tadej Pogacar, memastikan diri sebagai juara Tour De France 2024. Pembalap UEA Team Emirates itu menyempurnakannya dengan kemenangan etape terakhir di Nice, Minggu (21/7).
Tadej Pogacar (UAE Team Emirates) mencatatkan namanya dalam sejarah Tour de France dengan kemenangan dominan pada etape gunung terakhir di Col de la Couillole.
Itu akan menandai kali pertama dalam tiga tahun terakhir, dimana Tour de France akan dimulai di Prancis, setelah tiga edisi sebelumnya selalu dimulai dari luar negara tersebut.
Demi Vollering berhasil meraih kemenangan Tour de France Putri mengalahkan rekannya Annemiek van Vleuten.
Etape Pegunungan Pyrenees yang brutal tidak menghambat Demi Vollering merebut kemenangan di etape ketujuh Tour de France Putri.
"Ini salah satu pengalaman terbaik dalam hidup saya," kata Pidcock, debutan di Tour de France, setelah menyelesaikan etape 12 sepanjang 165,1 km dari Briancon.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved