Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Anggapan Underdog Jadi Keuntungan Timnas Basket Indonesia

Dhika Kusuma Winata
13/7/2022 14:27

SETELAH berhasil melewati Arab Saudi, tantangan besar menanti timnas basket Indonesia ketika menghadapi Yordania pada laga kedua Grup A Piala Asia FIBA di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (14/7).

Kemenangan akan krusial bagi Andakara Prastawa dan kawan-kawan demi menjaga asa tembus ke perempat final.

Indonesia di klasemen Grup A sementara ini memimpin dengan raihan dua poin berbekal kemenangan 80-54 atas Arab di laga pertama.

Juara bertahan Australia di urutan kedua setelah di laga pembuka juga unggul 78-60 atas Yordania. Adapun Yordania di posisi ketiga sedangkan Arab di dasar klasemen.

Indonesia wajib mewaspadai Yordania yang juga mengincar kemenangan setelah kalah dari Australia. Kapten timnas Arki Dikania Wisnu mengakui tekanan akan makin intens.

Baca juga: Menpora Puas dengan Kemenangan Indonesia Atas Arab Saudi di FIBA Asia Cup

Terlebih, Yordania secara peringkat dunia di atas Indonesia. Namun, anggapan sebagai nonunggulan atau underdog dirasakan skuad Indonesia menjadi motivasi lebih.

"Selama bertahun-tahun, kami selalu menjadi tim underdog. Jadi kami menggunakan tekanan itu lebih sebagai motivasi untuk membuktikan ke negara lain, untuk membuktikan kepada semua orang yang tidak percaya bahwa kami bisa bersaing," tutur Arki.

Yordania pernah mencapai final Piala Asia pada 2011 dan terus menjadi pesaing tangguh sejak itu. Dua kali pertemuan kedua negara pada 2009 dan 2011 kemenangan menjadi milik Yordania dengan selisih tajam.

Sepanjang pertemuan pada kualifikasi Piala Dunia FIBA 2023, Indonesia juga dua kali menyerah dari Yordania.

Pertemuan tandang di Amman Februari lalu, timnas ditekuk 64-94. Pekan lalu di Istora, Indonesia kembali menelan kekalahan dengan selisih dua digit 52-77.

Namun, faktor Marques Bolden yang tidak tampil pada laga kualifikasi itu diperkirakan akan menjadi pembeda nantinya.

Manajer timnas Jeremy Santoso mengungkapkan masih ada sejumlah perbaikan untuk menghadapi Yordania yang di atas kertas lebih kuat ketimbang Arab. Banyaknya turnover di laga pertama perlu diminimalisasi. Indonesia tercatat 20 kali kehilangan bola pada pertandingan itu.

"Beberapa bagian pertandingan seperti turnover kami perlu berhati-hati ketika menghadapi Yordani dan juga Australia. Mereka tim yang jauh lebih kuat. Itu yang kami evaluasi," ucap Jeremy.

"Saya rasa yang terbaik belum datang. Target kita belum selesai di sini," imbuhnya.

Jika mampu memetik kemenangan di laga kedua, Indonesia sekurang-kurangnya berpotensi mengamankan peringkat kedua grup.

Penentuan posisi puncak klasemen bakal terjadi pada laga ketiga ketika menghadapi Australia.

Juara grup otomatis melenggang ke perempat final sedangkan peringkat kedua dan ketiga melakoni satu laga kualifikasi atau playoff.

Jika finis peringkat kedua, lawan yang bakal dihadapi di playoff yakni posisi ketiga dari Grup B. Grup ini dihuni dua unggulan yakni Tiongkok dan Korea Selatan serta tim Taiwan, dan Bahrain.

Meski tetap tak mudah, skenario itu diperkirakan lebih menguntungkan ketimbang menjadi peringkat ketiga Grup A. Jika finis peringkat ketiga, potensinya bertemu posisi kedua Grup B yang kemungkinan Tiongkok atau Korea Selatan. (Dhk/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya