Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
ANANDIA Traciel Vanessae Evato meraih emas keduanya setelah menjadi yang terbaik pada nomor 50 meter gaya dada putri Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua di Arena Akuatik Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Kamis (14/10). Perempuan yang akrab disapa Vanessa itu membukukan catatan waktu tercepat 32,69 detik. Hasil tersebut mempertajam rekor PON yang dia torehkan saat Jawa Barat 2016 dengan 33,22 detik.
Dalam persaingan PON Papua, wakil Riau itu mengalahkan Eva Lilian Van Leenen dari Bali yang membukukan 32,73 detik dan atlet Jawa Timur Nurita Monica Sari yang finis ketiga dengan 33,26 detik. Bagi Vanessae, ini emas kedua sepanjang tampil dalam pesta olahraga terbesar di Indonesia tersebut. Sebelumnya, dia juga menjadi yang terbaik pada nomor 100 meter gaya dada putri. Selain itu, ia juga menyumbang perak dan perunggu untuk Riau masing-masing pada nomor 200 meter gaya dada putri dan 400 gaya ganti perseorangan putri.
"Sangat puas banget dengan hasil yang saya capai dalam enam terakhir dalam nomor-nomor yang menjadi unggulan saya di 50, 100, 200 meter," kata Vanessae seusai lomba.
Sebelumnya pada nomor 50 meter gaya dada putra, Gagarin Nathaniel Yus meraih emas setelah finis terdepan dengan mencatatkan waktu 28,34 detik. Catatan waktu tersebut lebih baik dari babak kualifikasi pada pagi harinya dengan 28,60 detik.
Gagarin memecahkan rekor PON milik Indra Gunawan yang pada PON Jawa Barat 2016 membukukan waktu 28,60 detik atau sama ketika Gagarin membukukan waktu dalam kualifikasi PON Papua. Sementara untuk posisi kedua ditempati atlet Jawa Barat Muhammad Fachri yang mencatatkan waktu 28,81 detik. Adapun perunggu menjadi milik Andi Muhammad Nurrizka dari Jawa Timur yang membukukan 28,91 detik. (OL-8)
Kasus itu diduga melibatkan oknum pejabat-pejabat di lingkungan Pemprov Papua langsung maupun tidak langsung.
Meskipun sudah melakukan upaya hukum, proses persidangan masih berlanjut tanpa tanda-tanda penyelesaian yang jelas.
Julita berharap agar penyelesaian kasus ini memiliki titik terang.
"Saya kira desertasi ini luar biasa untuk kebangkitan olahraga di Papua. Bahkan saya langsung tanyakan langkah konkretnya untuk ke depan."
utang Pemerintah kepada pihak ketiga yang nilainya mencapai ratusan miliar rupiah
Pesepak bola asal Merakuke, Papua, itu dikontrak selama tiga tahun dan menjadi pemain baru kelima Macan Kemayoran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved