Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Rasa Sakit di Masa Kecil, Jadi Hikmah bagi Putu Bayu, Atlet Peraih Emas di PON XX Papua

Bayu Anggoro
07/10/2021 21:20
Rasa Sakit di Masa Kecil, Jadi Hikmah bagi Putu Bayu, Atlet Peraih Emas di PON XX Papua
I Putu Bayu Ardhiya Satrio, atlet renang Jawa Barat, peraih 3 medali PON XX Papua(DOK/PRIBADI)

PRESTASI luar biasa ditorehkan perenang Jawa Barat, I Putu Bayu
Ardhiya Satrio dalam Pekan Olahraga Nasional 2020 Papua. Dalam ajang
yang pertama kali diikutinya itu, atlet yang dibina klub renang Tirta
Merta Satria Bandung ini berhasil meraih tiga medali.

Ia mendapatkan emas pada nomor selam kolam 200 meter surface, perak nomor selam kolam 100 meter surface, dan perunggu pada kelas estafet.

Di balik kesuksesannya itu, siapa sangka kepiawaian Putu Bayu dalam berenang ini berawal dari rasa sakit yang dirasakannya sejak kanak-kanak.

Putu pun menceritakan awal mula dirinya menggeluti dunia berawal dari ketidaksengajaan.

Sejak berusia dua tahun, dirinya harus bolak-balik berobat ke dokter
akibat sakit asma yang dideritanya. "Sampai akhirnya saat usia 4 atau 5
tahun, dokter menyarankan saya untuk mengikuti terapi renang," kata Putu saat dihubungi dari Bandung, Kamis (7/10).

Anjuran itupun dipatuhi orangtuanya yang langsung rutin mengajak Putu
berenang. "Selain karena masih kecil, waktu itu papa saya ngajak
berenang biasa saja, hanya untuk kepentingan terapi," ujarnya.

Berawal dari keperluan terapi, rasa cintanya terhadap dunia renang pun
semakin bertambah ketika memasuki bangku sekolah dasar. "Waktu itu
berenang jadi tambah sering, karena dilatih juga oleh guru sekolah,"
katanya.

Menginjak kelas I SMP, Putu pun memutuskan untuk serius berlatih renang
dengan masuk klub di Bandung. "Di situ saya mulai masuk klub, selama
tiga tahun," ujar putra dari Ajun Komisaris Besar I Wayan Sukada, seoramg perwira di Polda Jawa Barat.

Meski begitu, keikutsertaannya di klub tersebut sempat terhenti ketika
memasuki bangku SMA. Saat itu, sang ayah meminta Putu untuk fokus
belajar akademis sehingga dirinya memilih untuk menghentikan latihannya
di klub.

"Orangtua meminta saya fokus untuk persiapan masuk perguruan tinggi,"
ucapnya.

Saran itupun diikuti Putu meski harus melepaskan total latihan olahraga yang sudah membantu kesehatan fisiknya. Kepatuhannya terhadap arahan orangtua berbuah manis sehingga dirinya berhasil diterima FPOK UPI Bandung.

Selama aktif dengan perkuliahan olahraga, Putu pun kembali tertarik untuk mengasah kemampuannya dalam berenang dengan memgikuti unit kegiatan mahasiswa aquatic.

Disinggung persiapannya jelang PON 2020 Papua, Putu menyebut dia bersama atlet lainnya telah mengikuti Pelatihan Daerah Jawa Barat sejak Agustus 2020. "Sebenarnya sudah latihan sejak awal 2020, sebelum korona masuk. Namun sempat terhenti ketika korona masuk," ujarnya.

Saat ditanya kunci keberhasilannya, Putu menyebut doa dan restu orangtua menjadi yang utama. "Berdoa, meminta restu dan dukungan orangtua, lalu berusaha berlatih semaksimal mungkin," tandasnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya