Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
HASRAT atlet biliar tuan rumah Silviana Lu untuk meraih medali emas tidak berhenti dengan satu keping, namun juga menargetkan seluruh podium tertinggi dari empat nomor yang diikuti dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua, Rabu (6/10).
Silviana baru mengamankan satu medali emas dari nomor bola 10 tunggal putri setelah mengalahkan Annita Kanjaya dari Jawa Barat. Hasil ini sekaligus menjadi emas kedua bagi Papua di ajang multicabang nasional empat tahunan ini.
"Target pribadi saya ingin sapu bersih medali emas," kata Silviana yang kemudian diikuti tepuk tangan penonton di GOR Mimika SP5.
Pada tiga nomor lainnya, Silviana akan bermain pada nomor tunggal dan ganda putri yang menjadi spesialisasinya. Bahkan atlet berusia 23 tahun ini pernah membawa pulang medali perunggu dari nomor ganda putri SEA Games Filipina 2019.
Demi target besarnya itu, dia akan mempersiapkan diri lebih maksimal dengan kembali berlatih dan menjaga kondisi fisik serta mental. "Masih ada tiga nomor lagi, yang penting siap main untuk semuanya. Sejauh ini persiapan baik, pas hari-H yang paling penting serahkan ke Tuhan, berusaha terbaik dan jaga mental," tuturnya menceritakan.
Di luar target PON, Silviana juga ingin meraih prestasi di tingkat yang lebih besar seperti SEA Games dan kejuaraan dunia. Dengan hasil Silviana hari ini, tim biliar Papua sudah mengamankan dua medali emas dengan satu perunggu, dan berpeluang menggandakan pundi-pundi medalinya dari PON mengingat kontingen tuan rumah ditargetkan menyabet empat medali emas.
Menyikapi hal ini, Ketua Pengprov POBSI Papua Natalis Tabuni bersyukur dengan tambahan medali emas dari Silviana yang dianggap bisa mendongkrak semangat juang kontingen biliar tuan rumah. "Ini masih awal karena ada jadwal pertandingan yang belum selesai. Kami harap rekan atlet tetap semangat dan sportif untuk memenangkan pertandingan dengan sukses," kata Natalis. (OL-8)
Kasus itu diduga melibatkan oknum pejabat-pejabat di lingkungan Pemprov Papua langsung maupun tidak langsung.
Meskipun sudah melakukan upaya hukum, proses persidangan masih berlanjut tanpa tanda-tanda penyelesaian yang jelas.
Julita berharap agar penyelesaian kasus ini memiliki titik terang.
"Saya kira desertasi ini luar biasa untuk kebangkitan olahraga di Papua. Bahkan saya langsung tanyakan langkah konkretnya untuk ke depan."
utang Pemerintah kepada pihak ketiga yang nilainya mencapai ratusan miliar rupiah
Pesepak bola asal Merakuke, Papua, itu dikontrak selama tiga tahun dan menjadi pemain baru kelima Macan Kemayoran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved