MEMASUKI hari ketujuh penyelenggaraan Paralimpiade Tokyo 2020, Indonesia saat ini berada di posisi ke-59 dengan mengumpulkan tiga medali, yakni 1 perak dan 2 perunggu.
Perolehan medali kontingen Indonesia berasal dari cabang para angkat besi, para atletik, dan para tenis meja.
Atlet para angkat besi, Ni Nengah Widiasih menjadi pembuka medali pertama bagi Indonesia di nomor 41 kilogram putri, mendapatkan medali perak setelah melakukan angkatan terbaiknya 98 kg.
Dua medali perunggu berasal dari atlet cabang para atletik dan para tenis meja. Ada Sapto Yogo di nomor lari 100 meter putra dan David Jacobs di kelas 10 tenis meja putra.
Andi Herman dalam pernyataan resminya secara virtual di Jepang mengungkapkan, sampai hari ini (31/8) pertandingan yang diikuti oleh kontingen Indonesia belum mampu menambah perolehan medali bagi merah putih.
Termasuk pertandingan terakhir gagal menorehkan hasil yang maksimal pada tiga cabang olahraga yakni para renang 200 m gaya ganti perorangan putri, para atletik (lompat jauh T47 dan lari 100 m putri T13), dan para tenis meja beregu putra.
"Hingga hari ini (31/8), memang belum ada perolehan tambahan medali dari cabang para renang, para atletik, dan para tenis meja," tutur Ketua Chef de Mission (CdM) Indonesia untuk Paralimpiade Tokyo, Selasa (31/9) malam WIB.
"Tentunya kita mengharapkan doa dari seluruh masyarakat Indonesia untuk ke depannya mendapatkan emas," jelas Andi.
Peluang menambah pundi-pundi medali Indonesia ke depannya tentunya masih terus berlanjut. Salah satunya dari cabang bulu tangkis yang baru akan di mulai laganya pada Rabu (1/9) besok.
Baca juga: Neta, Wasit Taekwondo di Tokyo Paralympic Games 2020 dari RI
Atlet-atlet unggulan pertama bulu tangkis juga tentunya banyak berasal dari Indonesia seperti Leani Ratri Oktilla yang bermain di tiga nomor sekaligus.
Ratri mengisi posisi nomor tunggal putri SL4, ganda putri dengan Khalimatus Sadiyah, dan ganda campuran bersama Hary Susanto. Sedangkan unggulan pertama untuk sektor tunggal putra SU5 ada Dheva Anrimusthi.
Keduanya akan langsung menjalani pertandingan pembuka pada Rabu (1/9) besok.
Diakui oleh pelatih para bulu tangkis Indonesia, Sapta Kunta Purnama bahwa yang menjadi saingan terberat bagi pasangan ganda campuran Indonesia adalah unggulan kedua dari Prancis Lucas Mazur/Faustine Noel.
Sedangkan untuk sektor tunggal putri, perwakilan Tiongkok Hefang Cheng yang juga unggulan kedua diakui sebagai lawan terberat.
Pada sektor tunggal putra yang menjadi lawan terberatnya adalah dari pemain Malaysia, Liek Hou Cheah dan Bartlomiej Mroz dari Polandia.
Sementara untuk nomor ganda putri ada lawan yang sama yaitu Hefang Cheng dan rekannya Huihui Ma dari Tiongkok.
"Ini tentunya masih kita akan waspadai. Mudah-mudahan jika mereka bisa bertemu di final nantinya mereka bisa memenangkan laga itu," jelas Kunta.
"Untuk persiapan semuanya tentu sudah direncanakan, termasuk latihan ketika berada di Machida setibanya di Tokyo beberapa waktu lalu untuk penyesuaian kondisi suhu udara dan kelembaban bagi para pemain," tambah Kunta.
Kunta mengungkapkan, persiapan latihan di ajang utama berupa latihan strategi dan teknik, termasuk untuk memainkan ritme lawan yang biasa dimainkan.
"Kami bersama CdM selalu melakukan evaluasi setiap hari, agar para pemain dapat tetap fokus menjalani pertandingan paralimpik ini," pungkas Kunta.(OL-4)
