Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
LIFTER senior Indonesia Eko Yuli Irawan mengatakan ingin membangun sasana angkat besi agar dapat mencetak bibit-bibit andal ketika dia pensiun nanti.
Namun impian itu hingga kini belum bisa terealisasi karena terkendala biaya. Menurut Eko, seandainya ia bisa merebut medali emas di Olimpiade Tokyo maka mimpinya itu kemungkinan dapat terwujud.
“Saya sudah menghitung jika besaran bonus medali emas Rp5 miliar sama dengan yang diberikan pemerintah saat Olimpiade 2016 Rio de Janeiro artinya cukup buat membeli lahan untuk dijadikan tempat latihan buat mencetak atlet angkat besi. Yah, sekarang masih mikir-mikir,” ungkap Eko Yuli dalam siaran pers Komite Olimpiade Indonesia (KOI), hari ini.
Namun pria berusia 32 tahun itu harus puas dengan perolehan medali perak di Olimpiade Tokyo. Apabila berkaca pada bonus yang diterima di Rio 2016, Eko bakal diguyur bonus Rp2 miliar dari pemerintah pusat.
Baca juga: Kerja Keras Tim Raih Prestasi di Olimpiade Tokyo 2020 Dapat Apresiasi
Namun jumlah bonus tersebut, lanjut Eko, belum cukup untuk membangun sasana, terlebih harga tanah di Bekasi, kawasan tempat tinggalnya, sudah terbilang mahal.
“Saya akan coba rembukan dulu dengan keluarga karena keluarga juga sudah mengetahui rencana saya ingin punya tempat latihan. Terus terang, saya sih ingin mencetak atlet angkat besi yang berprestasi dari tempat latihan sendiri. Isitilahnya saya juga ingin ada regenerasi dari hasil karya sendiri,” ujarnya.
Setelah meraih perunggu di Olimpiade 2008 dan London, serta perak di Rio 2016 dan Tokyo 2020, pria kelahiran Lampung itu mengaku masih penasaran dengan emas Olimpiade. Ia mengatakan masih ingin bersaing di Olimpiade Paris meski itu diakuinya akan cukup sulit.
“Sekarang belum (mau pensiun) karena cita-cita medali emas belum tercapai. Tapi, kita lihat progres ke depannya. Mungkin jika mempertahankan medali (perak) masih sanggup, tetapi merebut medali emas kita lihat dulu persiapannya seperti apa. Semoga masih bisa bersaing di Olimpiade Paris,” katanya.(Ant/OL-4)
Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach memastikan pihaknya tidak akan memberikan akreditasi kepada pejabat IWFyang terlibat dalam korupsi di tubuh IWF.
Dengan berolahraga, otot dalam tubuh dapat berkembang dan kerja massanya lebih meningkat.
Eko yang turun di kelas 61 kilogram menyumbang medali perunggu untuk Indonesia di Kejuaraan Asia setelah membukukan total angkatan 299 Kg (snatch 133 Kg dan clean and Jerk 166 kg).
Tidak makan dan minum dari fajar hingga terbenam matahari tidak menjadi alasan bagi peraih medali perak Olimpiade Rio 2016 itu untuk tidak menjalani jadwal latihan pelatnas yang ketat.
Misi Eko memperbaiki total angkatan diketahui tidak akan berjalan dengan mudah. Pasalnya, dia baru beranjak pulih dari cedera pergelangan kaki.
Pada kejuaraan dunia itu, para atlet harus mampu melampaui target angkat beban seberat minimal 325kg untuk satu tiket Olimpiade di kelas 67kg.
Lelaki berusia 32 tahun ini mengungkapkan, selama hidup, ia selalu berusaha menghindari sistem pembayaran kredit untuk berbagai keperluannya.
Eko Yuli berharap dapat merasakan sensai medali emas di Pris 2024.
Lencana Jer Basuki Mawa Beya Emas merupakan tanda kehormatan tertinggi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur kepada seseorang yang dinilai berdedikasi dan berprestasi mengangkat nama Jatim
Eko Yuli hanya ingin memiliki piala yang bisa dibanggakan dan dipajangnya di rumah.
Atlet angkat besi Eko Yuli Irawan dan Deni yang berjuang di ajang Oliimpiade Tokyo 2020 dan atlet paracycling Muhammad Fadli Imammudin yang berjuang di Paralimpiade 2020 Tokyo dapat apresiasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved