Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
Dalam rangka memperingati hari jadi ke 42, Bpjamsostek menggelar Relay Marathon 2019 di kawasan Epicentrum kuningan, Jakarta, kemarin. Kegiatan tersebut diikuti sekitar 5.000 pelari, termasuk 64 pelari kategori kursi roda.
“Kami mengucapkan terima kasih atas animo yang luar biasa dari seluruh peserta karena dalam waktu beberapa hari saja hampir semua kategori sudah habis terjual sejak pendaftaran dibuka pada 16 November lalu. Kami juga mengapresiasi semangat teman-teman difabel yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini,” ungkap Direktur Utama Bpjamsostek, Agus Susanto.
Dalam ajang kali ini dilombakan lima kategori, yakni relay marathon 4 buddies 42K, 21K individu, 10K individu, 4,2K famili, serta kursi roda. Konsep relay marathon sengaja dipilih karena mencerminkan 42 tahun penyelenggaraan jaminan sosial ketenagakerjaan di Indonesia, mulai Perum Astek hingga Bpjamsostek. Selain itu, kegiatan relay marathon bertujuan melakukan sosialisasi dan edukasi akan pentingnya perlindungan jaminan sosial bagi para pekerja.
Untuk kategori relay 42K, juara berhak membawa pulang hadiah uang tunai sebesar Rp21 juta, peringkat ke-2 Rp17 juta, peringkat ke-3 Rp12 juta, dan peringkat ke-4 Rp4 juta. Untuk kategori 21K, peringkat juara juga dibedakan sesuai dengan jenis kelamin. Juara pria dan wanita masing-masing mendapatkan hadiah Rp8 juta, peringkat ke-2 Rp7 juta, dan peringkat ke-3 Rp6 juta.
Setelah melihat semangat dan antusiasme masyarakat, Bpjamsostek tak menutup kemungkinan lomba lari itu akan menjadi agenda rutin setiap tahunnya. Menurut Agus, melalui ajang itu, pihaknya ingin mengajak seluruh masyarakat pekerja untuk menjaga keseimbangan antara waktu di pekerjaan dan waktu pribadi atau work-life balance, salah satunya melalui olahraga, sehingga kebugaran terjaga dan stres berkurang.
”Dampaknya akan meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas hidup kita. Serta jangan lupa pastikan bahwa diri Anda sudah terdaftar dan terlindungi oleh Bpjamsostek agar kita dapat bekerja dengan aman dan keluarga yang kita tinggalkan di rumah pun bisa tenang,” ujar Agus. (Dro/R-1)
Kanker pada anak tak hanya menjadi tantangan medis, tapi juga ujian mental dan ekonomi, terutama bagi keluarga prasejahtera
Korea Utara kembali menggelar Maraton Internasional Pyongyang untuk pertama kalinya sejak 2019, setelah sempat dihentikan akibat pandemi covid-19.
Sebuah studi terbaru mengungkapkan maraton dapat memengaruhi otak dengan menyebabkan organ tersebut "memakan" mielin sebagai sumber energi cadangan.
Maraton Tokyo merupakan salah satu dari World Marathon Majors, ajang maraton bergengsi dunia yang sejajar dengan Boston, London, Berlin, Chicago, dan New York Marathon.
Keikutsertaan Gilang di ajang Maraton Tokyo 2025 menjadi pembuktian komitmennya terhadap gaya hidup sehat.
Ada 4 kategori, yaitu Junior untuk peserta dengan rentang umur 13-16 tahun, Umum untuk 17-39 tahun dan Kategori Master untuk peserta berumur diatas 40 tahun, serta Mixed Relay.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved