Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
PEBULU tangkis tunggal putri andalan Indonesia Gregoria Mariska Tunjung harus mengakui keunggulan Tai Tzu Ying, asal Taiwan, di babak kedua Fuzhou Terbuka 2019.
Partai kali ini merupakan pertemuan kelima Gregoria dengan Ying yang duduk di peringkat dua dunia. Hasilnya, Gregoria kembali ditaklukkan Ying dengan skor 19-21, 17-21.
Dari lima pertemuan, Gregoria belum mampu memenangkan satu laga pun melawan Ying.
Di awal gim, Gregoria masih sanggup meladeni permainan cepat yang diterapkan Ying. Gregoria bahkan sempat unggul 19-15. Tiga poin lagi bisa membuatnya mengunci kemenangan di gim pertama.
Sayangnya, hal itu gagal dimanfaatkan Gregoria yang tidak konsisten hingga akhir permainan. Ying masih bermain dengan mengatur ritme permainan dan berbalik unggul menjadi 19-21.
“Penampilan saya masih sama, masih belum ada perubahan. Selalu seperti itu, sudah unggul, masih buru-buru mau mematikan. Tadi poinnya memang mepet, tapi saya merasa keteteran sekali, saya sering berada di posisi yang tidak menguntungkan untuk mengembalikan bola dengan baik,” ujar Gregoria.
Baca juga: Gregoria Berhasil Lewati Rintangan Pertama Tiongkok Terbuka
Ia menambahkan cara bermainnya masih banyak mati sendiri sehingga pola bermain dan strateginya pun tidak jalan.
Di gim kedua, Gregoria coba lebih tenang. Namun, kelihaian seorang Ying membuatnya kembali harus menyerah 17-21.
“Bukan cuma nonteknik seperti ketenangan, dari segi teknik, saya juga harus menambah latihan dari segi variasi pukulan dan tidak boleh monoton. Jadinya malah cocok-cocokan kalau ketemu lawan, padahal harusnya pemain bagus itu punya pola untuk tiap lawan yang berbeda,” unngkapnya.
Dengan hasil ini, sektor tunggal putri Indonesia tidak mengirimkan wakil ke babak perempat final turnamen level super 750 ini. Tunggal putri lainnya, Fitriani, sudah lebih dulu terhenti di babak pertama usai dikalahkan Nitchaon Jindapol asal Thailand, dengan skor 12-21, 11-21.(Ykb/OL-5)
Gregoria Mariska Tunjung turun satu peringkat dari pekan lalu dengan menempati peringkat ketujuh dunia, sementara Putri KW naik satu peringkat ke posisi sembilan.
Indonesia terakhir kali meraih gelar juara di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis pada 2019 melalui ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Terdapat tiga atlet pratama yang saat ini menunjukkan potensi besar untuk naik ke level utama.
Menurut Gregoria masih ada aspek yang perlu dibenahi, terutama dari sisi fokus di akhir gim.
Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, mengaku belum puas dengan performanya meski berhasil melaju ke babak kedua Tiongkok Terbuka 2025 atau China Open 2025.
TUNGGAL putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung harus tersingkir dari turnamen Jepang Terbuka 2025 setelah kalah dari wakil tuan rumah, Riko Gunji.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved