Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
SEKTOR tunggal putri tak mampu lolos ke babak perempat final. Gregoria Mariska Tunjung yang menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia di babak kedua Jepang Terbuka 2019, kandas dari Tai Tzu Ying asal Taiwan.
Gregoria memang harus mengakui keunggulan pemain nomor satu dunia tersebut setelah bertanding dengan skor cukup jauh hingga berakhir dengan skor 18-21, 15-21.
Gregoria mengatakan Tai pintar mengatur ritme permainan. Beberapa kali Gregoria sempat memimpin perolehan skor, namun Tai berhasil mengambil alih permainan dan unggul.
"Penampilan saya masih tidak stabil. Pemain level top pasti sadar kalau pola main lawannya tidak menguntungkan buat dia. Tai juga begitu, waktu saya dapat beberapa poin, dia langsung ubah pola main dan saya tidak siap, terkejar terus sama dia," ungkap Gregoria.
Baca juga: Gregoria Tersingkir di Putaran Kedua Jepang Terbuka
Dalam pertemuan sebelumnya di ajang Piala Sudirman 2019, Gregoria memang sudah dapat merasakan keunggulan pemain nomor satu dunia tersebut setelah kalah dalam dua gim langsung oleh Tai, dengan skor 16-21, 14-21. Gregoria pun merasa belum ada perubahan yang terjadi setelah pertemuan terkahirnya melawan Tai.
"Kalau dibanding pertemuan sebelumnya, kurang lebih penampilan saya masih sama saja, saya masih kesulitan. Seharusnya kalau sudah pernah ketemu kan hapal, tapi dia pintar di bagian ubah-ubah polanya. Mainnya tidak monoton, dia adalah pemain yang cerdas," jelas Gregoria.
Fokus, itulah yang menjadi evaluasi bagi Gregoria, mengingat penampilannya di dua turnamen beruntun di Indonesia Open 2019 dan Japan Open 2019 tidak mendapatkan hasil maksimal.
"Masih banyak yang harus saya perbaiki di latihan, kalau di pertandingan lebih ke fokusnya. Badan belum terasa capek, tapi fokusnya lebih capek, tidak bisa terus konsisten dan tahan lama fokusnya. Mungkin saya harus lebih rileks, kalau menggebu-gebu malah tidak dapat fokusnya," tuturnya.(OL-5)
Putri menyampaikan bahwa dirinya ingin mengulang pencapaian terbaiknya di level Super 1000 musim ini, yaitu saat mencapai delapan besar di Indonesia Terbuka 2025.
Lanny/Siti harus mengakui keunggulan unggulan teratas asal Tiongkok, Liu Shengshu/Tan Ning.
Fajar menyebut bahwa momen-momen krusial kembali menjadi titik lemah bagi dirinya dan Fikri.
Putri harus mengakui keunggulan unggulan kedua asal Tiongkok, Wang Zhi Yi.
Putri berhasil menundukkan perlawanan dari wakil tuan rumah Tomoka Miyazaki di babak kedua.
Jafar/Felisha harus menerima kekalahan dari wakil Malaysia, Chen Tang Jie/Toh Ee Wei.
Emas terakhir di Kejuaraan Dunia diraih pada 1993 melalui Susi Susanti. Adapun medali terakhir yang diraih tunggal putri adalah perunggu melalui Lindaweni Fanetri pada edisi 2015 di Jakarta.
Pebulu tangkis Indonesia yang masuk daftar unggulan di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2025 adalah Jonatan Christie, Gregoria Mariska Tunjung, Fajar/Rian, dan Sabar/Reza.
Gregoria Mariska Tunjung turun satu peringkat dari pekan lalu dengan menempati peringkat ketujuh dunia, sementara Putri KW naik satu peringkat ke posisi sembilan.
Indonesia terakhir kali meraih gelar juara di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis pada 2019 melalui ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Terdapat tiga atlet pratama yang saat ini menunjukkan potensi besar untuk naik ke level utama.
Menurut Gregoria masih ada aspek yang perlu dibenahi, terutama dari sisi fokus di akhir gim.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved