Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Refleksikan Kondisi Ekonomi, Lomba Menangis Digelar Pengusaha Sarung di Pantura

Supardji Rasban
18/8/2025 12:39
Refleksikan Kondisi Ekonomi, Lomba Menangis Digelar Pengusaha Sarung di Pantura
Seorang peserta lomba sedang menangis.(MI/Suparji)

BERANEKA lomba digelar dalam memperingati HUT ke-80 RI, salah satunya lomba menangis yang digelar seorang pengusaha sarung di Pantura Tegal, Jawa Tengah. Lomba menangis ini digelar, sebagai respons dari efesiensi anggaran yang dilakukan pemerintah, yang berdampak pada penurunan pendapatan usaha sarung dan usaha lainnya.

Lomba digelar di depan Ritz Palace Hotel, di Jalan Gajah Mada, Kota Tegal, yang juga milik pengusaha sarung Cap Pohon Korma, Jamaludin Al Katiri, 47 tahun. Lomba diikuti puluhan karyawan dan karyawati yang bekerja di grup usaha milik Jamaludin.
 
Dari sejumlah lomba yang digelar, lomba menangis yang paling mendapat perhatian. Lomba menangis tepatnya diikuti 80 karyawan, baik lelaki maupun wanita sesuai dengan HUT ke-80 RI. Ada tiga orang yang keluar sebagai pemenang lomba menangis, satu pria dan dua wanita.

Jamaludin menuturkan, khusus lomba menangis digelar sebagai respons atas sejumlah usaha miliknya yang saat ini mengalami penurunan pendapatan sebagai dampak dari kebijakan pemerintah Presiden Prabowo Subiyanto terkait efisiensi anggaran.

“Dari 40 tahun saya sebagai pengusaha, baru kali ini penurunan pendapatan terasa sekali hampir di semua usaha saya. Baik hotel yang tingkat huniannya menurun, maupun usaha sarung saya yang juga mengalami penurunan omzet,” ujar Jamaludin, melalui keterang resmi, dikutip Senin (18/8). 

Jamaludin yang juga ikut lomba menangis, mengaku tidak bisa mengeluarkan air mata, karena air matanya sudah habis terkuras lantaran kesedihan yang dialaminya terkait penurunan pendapatan sejumlah usahanya.

“Ya, ini sebagai peringatan saja, semoga ke depannya tingkat ekonomi Indonesia bisa naik, sekaligus daya beli masyarakat juga bisa meningkat,” jelas Jamaludin.

Berbeda dengan Jamaludin, sejumlah karyawannya yang ikut lomba menangis, mengaku bisa menangis lantaran sejumlah alasan. Ada yang karena ditinggal mati sang istri, ada yang karena anaknya merantau.

“Saya bisa menangis hingga berderai air mata, karena teringat istri saya yang sudah meninggal. Meski meninggalnya sudah lima tahun lalu, tapi saya masih merasakan kesedihan,” ujar Subhan, 41, seorang karyawan yang ikut lomba menangis, dan mendapat juara pertama.

Menurut Subhan, ia bisa menangis tersedu hingga berderai air mata, tidak hanya ditinggal sang isteri tercinta, tapi juga tepat pada tanggal 17 Agustus tahun lalu, ibunya masuk Intensive Care Unit (ICU) dan dirawat di rumah sakit. 

“Meski tidak sampai meninggal dunia, tapi kejadiannya pas peringatan HUT RI seperti saat ini,” ucap Subhan. 

Sebagai tambahan informasi, Jamaludin Alkatiri, merupakan pengusaha tarung ternama di kawasan Pantura se-eks Karesidenan Pekalongan, meliputi Kabupaten/Kota  Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan dan Batang. Sarung produksi Jamaludin tak hanya dipasarkan di dalam negeri, tapi juga di luar negeri utamanya negara-negara Timur Tengah. (JI/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya