Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Dari Kebun Telantar Menjadi Poros Strategis Negara di Sulawesi Tengah

 Gana Buana
06/8/2025 20:55
Dari Kebun Telantar Menjadi Poros Strategis Negara di Sulawesi Tengah
Penanaman jagung di lahan hasil Reforma Agraria di Lembah Napu, dari aset Badan Bank Tanah.(Dok. Badan Bank Tanah)

MATAHARI terik menyapu perbukitan wilayah Lembah Napu, Desa Kalemago, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Di tengah hamparan tanah luas yang dulu ditanami teh dan kopi, berdiri bangunan permanen bercat hijau pupus, yakni Posko Badan Bank Tanah.

Dari tempat inilah, lahan-lahan negara yang lama terbengkalai mulai diberi arah dan arti baru.

“Dulu di sini kebun teh dan kopi. Punya PT Hasfam, terus berpindah ke PT Sandabi. Tapi setelah HGU-nya habis 2021, semuanya balik ke negara,” ungkap Team Leader Project Poso Mahendra Wahyu, sembari menjelaskan keadaan di sekitar wilayah perbukitan tersebut.

Lahan tersebut tidak serta-merta dikuasai begitu saja. Proses penyerahan ke negara disahkan melalui Kementerian ATR/BPN, lalu diserahkan kepada Bank Tanah untuk dikelola sesuai mandat negara.

Luas awalnya mencapai 7.740 hektare. Namun setelah pemetaan ulang dan proses inklav terhadap fasilitas umum, sungai, situs budaya, dan gereja. Kini, Bank Tanah mengelola dengan jumlah pasti, yakni 6.648 hektare lahan strategis di Poso.

Tak hanya di Poso, Bank Tanah juga mencatat pengelolaan lahan seluas 160 hektare di Kabupaten Sigi dan 315 hektare di Parigi Moutong. Total keseluruhan mencapai lebih dari 7.200 hektare, mewakili potensi agraria terbesar di kawasan tengah Indonesia.

“Lahan ini tidak dibiarkan tidur,” tegas Hendra. Di Desa Kalimago, 500 dari 1.550 hektare sudah dialokasikan untuk Reforma Agraria.

Di Sigi, tanah yang dulu hanya rerumputan kini disiapkan untuk program 3 juta rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan sebuah rencana pembangunan Sekolah Nusantara.

Namun fungsi sosial bukan satu-satunya peran. Bank Tanah juga menjadi jembatan investasi. PT Agropeja Kemayanan telah membuka lahan seluas 700 hektare. Tak jauh dari situ, PT Bukit Indah Doda menggarap 100 hektare tambahan.

Yang paling ambisius datang dari luar negeri. Melalui kerja sama dengan Kementerian Pertanian, TH Group dari Vietnam siap membangun peternakan sapi perah berskala nasional di atas 2.500–3.000 hektare lahan Poso. Targetnya? Menopang ketahanan pangan nasional dari desa.

Pertahanan Nasional Dimulai dari Tanah

Tak banyak yang tahu, tapi Sulawesi Tengah kini juga menjadi bagian penting dalam struktur pertahanan negara. Bank Tanah bersama TNI AD tengah menyusun rencana pendirian batalion baru di Sigi. Langkah ini bukan tanpa alasan, posisinya sebagai penyangga langsung Ibu Kota Nusantara (IKN) membuat wilayah ini semakin krusial.

“Pemerintah bahkan sudah menyiapkan Kodam 23,” ujar Hendra. “Ini bukan cuma soal lahan, tapi masa depan bangsa.”

Tanah Kembali ke Ibu Pertiwi

Kisah ini bukan sekadar statistik hektare atau peta di atas meja. Di balik kerja teknis dan hukum, ada misi kemanusiaan yakni, menghidupkan kembali tanah yang terlupakan, mengembalikannya ke tangan negara dan rakyat, dan mengisinya dengan harapan baru.

Dari kebun teh yang sunyi, lahan ini kini bersuara menjadi rumah, menjadi sekolah, menjadi pangkalan, dan menjadi pijakan masa depan. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya