Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
KENDATI sebagian wilayah Jambi tiga hari terakhir hingga Minggu (3/8), Jambi kerap diguyur hujan lebat, Tim Satgas Karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan) Provinsi Jambi, pada waktu tertentu terus melakukan patroli udara.
Seperti yang dilakukan Direktur Polisi Perairan dan Udara (Polda Jambi), Komisaris Besar Agus Tri Waluyo pada Jumat kemarin (1/3). Menggunakan pesawat Heli Bell 429 BKO, Agus didampingi KBO Ditpolairud AKB Lukman memantau lahan gambut yang rawan terbakar di Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjungjabung Timur.
Selain patroli udara, sebut Agus, Ditpolairud Polda Jambi jajaran, juga pada setiap kesempatan terus melakukan sosialisasi dan mengedukasi masyarakat di daerah perairan pesisir timur Jambi, untuk ikut proaktif menjaga lahan gambut dari aktivitas yang berakibat kebakaran lahan.
Sementara itu, secara terpisah Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jambi Komisaris Besar Taufik Nurmandia menyebutkan, terkait kasus karhutla, pihaknya sudah menetapkan empat orang tersangka. Keempatnya saat ini sedang dalam pemeriksaan intensif oleh penyidik yang berkompeten di Polda Jambi.
Namun Taufik menjelaskan, empat orang tersangka tersebut di luas kasus karhutla yang terjadi di Desa Gambut Jaya, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi.
“Yang untuk kasus karhutla di Sungai Gelam masih dalam penyelidikan,” ujar Taufik. (SL/E-4)
KEBAKARAN hutan dan lahan (karhutla) di Desa Gambut Jaya, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, mendapat perhatian dari Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq.
Kebakaran lahan yang tercatat seluas 421,77 hektare pada 26 Juli 2025 itu, terjadi di lahan mineral lahan gambut.
Kedua unit pesawat water bombing tersebut merupakan bantuan dari BNPB yang mendarat di Kota Jambi Sabtu (26/7) kemarin.
JAJARAN Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jambi bersama Satuan Reserse Kriminal Polres Muara Jambi, membidik pemilik lahan di Desa Gambut Jaya yang terpanggang sepekan terakhir ini.
Selain terkendala sumber air, sulitnya pemadaman yang sudah memasuki hari keenam hingga Jumat ini, disebabkan lidah api yang hendak dipadamkan merambat di bawah gambut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved