Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Kekah, Primata Endemik Natuna yang Pemalu akan Dilestarikan

Hendri Kremer
29/6/2025 20:57
Kekah, Primata Endemik Natuna yang Pemalu akan Dilestarikan
Kekah, satwa endemik Natuna.(Dok. MI)

BUPATI Natuna, Kepulauan Riau, Cen Sui Lan, menegaskan bahwa pemerintah daerah akan segera menetapkan kawasan Kekah sebagai kawasan konservasi resmi yang juga akan menjadi ikon daerah. Langkah ini diambil sebagai upaya nyata untuk melestarikan satwa endemik sekaligus menjaga ekosistem yang ada di Natuna.

“Kita akan menetapkan wilayah konservasi Kekah. Ini penting agar kawasan tersebut memiliki legal standing, demi menjaga kelestariannya serta menjamin perlindungan terhadap satwa yang ada,” kata Bupati Natuna Cen Sui Lan, Minggu (29/6) pada wartawan.

Kekah, yang memiliki nama ilmiah 'Presbytis natunae', merupakan primata endemik Natuna yang hanya ditemukan di Pulau Bunguran Besar. Cen menjelaskan bahwa langkah konservasi ini perlu dilakukan dengan serius agar habitat Kekah tidak terganggu atau terancam kepunahan.

Penetapan kawasan konservasi ini juga akan dilengkapi dengan penerbitan Peraturan Bupati (Perbup) sebagai dasar hukum yang kuat dalam pengelolaan kawasan konservasi secara terstruktur dan berkelanjutan.

Selain menjaga ekosistem, konservasi ini diharapkan menjadi sarana edukasi masyarakat agar tidak memburu atau mengganggu habitat satwa Kekah, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama dalam menjaga alam Natuna.

“Satwa ini harus kita jaga bersama. Konservasi ini bukan hanya perlindungan, tapi juga bentuk tanggung jawab. Lokasinya akan segera kami tetapkan,” ujarnya.

Sebagai informasi, Kekah merupakan primata mirip monyet dengan bulu hitam dan putih, tubuh lebih ramping, serta memiliki ekor panjang. Satwa ini dikenal pemalu dan lucu, kerap terlihat saat musim buah di sekitar Ranai, namun makanan utamanya adalah pucuk daun muda dan daun tanaman karet.

Di tempat terpisah, warga sekitar kawasan yang akan dijadikan konservasi mengaku sangat mendukung langkah pemerintah daerah dalam melestarikan Kekah, primata endemik Natuna. Salah satu warga Ranai, Hendra, 26, menyampaikan rasa bangganya atas upaya tersebut. Ia menilai Kekah merupakan satwa unik yang hanya ditemukan di Natuna dan sangat layak dijadikan ikon daerah.

“Kami sebagai warga Natuna merasa bangga Kekah akhirnya akan dilestarikan. Satwa ini memang unik, cuma ada di sini, dan sudah selayaknya jadi ikon daerah. Mudah-mudahan dengan adanya kawasan konservasi, Kekah semakin aman dan generasi muda makin kenal satwa asli Natuna,” kata dia.

Selain itu, ide tersebut mendapat dukungan dari masyarakat umum, pelestarian Kekah juga diapresiasi kalangan pendidik di Natuna. Ayu, 30, seorang guru SD di Bunguran, menyatakan harapannya agar keberadaan kawasan konservasi Kekah bisa dimanfaatkan untuk edukasi bagi anak-anak sekolah.

“Saya berharap dengan adanya kawasan konservasi Kekah, anak-anak sekolah bisa lebih mengenal satwa ini. Selain melindungi Kekah, kawasan ini juga bisa menjadi tempat edukasi agar generasi muda tidak hanya tahu lewat cerita, tapi bisa melihat langsung dan belajar menjaga lingkungan,” ujarnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya