Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Usai Serangan OPM, TNI dan Masyarakat Gotong Royong Pugar Gereja

Rahmatul Fajri
26/6/2025 22:55
Usai Serangan OPM, TNI dan Masyarakat Gotong Royong Pugar Gereja
TNI melakukan kegiatan gotong royong pembangunan atau perbaikan gereja bersama masyarakat setelah teror yang dilakukan Organisasi Papua Merdeka (OPM)(Dok.HO)

PANGLIMA Komando Operasi (Pangko-ops) Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto mengatakan pasukannya saat ini ikut terlibat dalam kegiatan gotong royong pembangunan atau perbaikan gereja bersama masyarakat setelah teror yang dilakukan Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Egianus Kogoya di sekitar Desa Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

Lucky mengatakan teror yang disertai serangan oleh kelompok sparatis bersenjata tersebut beberapa waktu lalu telah meninggalkan luka dan rasa trauma mendalam, sehingga masyarakat masih takut untuk membangun atau memugar gereja tempat mereka beribadah.

“Sama halnya dengan masjid, pura atau wihara, tereja bukan hanya tempat peribadatan semata, namun sejatinya, rumah ibadah adalah pusat peradaban umat yang harus kita jaga dan lestarikan bersama,” kata Lucky melalui keterangannya, Kamis, (26/6).

Sebagai pusat peradaban umat, lanjut Peraih Adhi Makayasa 1996 ini, rumah ibadah tidak hanya menjadi tempat suci untuk berkomunikasi dengan Tuhan, tetapi juga menjadi pusat lahirnya dan berkembangnya nilai-nilai luhur, ilmu pengetahuan, sosial budaya serta ekonomi masyarakat.

Lucky memastikan keikutsertaan aktif anggotanya dalam pembangunan maupun pemugaran gereja di Papua adalah wujud hadirnya negara dalam melindungi kebebasan setiap warga untuk memeluk dan menjalankan ibadah sesui agamanya masing-masing, sebagaimana termakjub dalam Pasal 28 dan 29 UUD 1945.

“Setahu saya, gereja sering menjadi lembaga pertama yang memperkenalkan pendidikan formal di banyak wilayah Papua, terutama di daerah pedalaman. Banyak sekolah dan fasilitas pendidikan awal didirikan oleh misionaris dan dikelola oleh gereja. Hingga kini, gereja masih berperan penting dalam mendukung pendidikan masyarakat,” tutur Lucky.

“Wajar jika masyarakat dunia khususnya Orang Asli Papua sangat marah ketika OPM menjadikan gereja sebagai sasaran teror. Selain merusak dan membakar gereja, OPM dengan kejinya menembak umat yang tengah beribadah serta pekerja pembangunan gereja,” ungkapnya.

Perwira siswa (Pasis) terbaik Seskoad 2011 yang meraih penghargaan Vira Jati dan penghargaan Wira Adhi Nugraha oleh Sesko TNI 2019 ini mengatakan gereja bagi orang Papua adalah simbol dari harapan dan perjuangan hidup. Gereja juga menjadi tempat yang memberikan penguatan spiritual sekaligus ruang aman dari dinamika kehidupan sosial ekonomi di bumi Cendrawasih.

Atas dasar itulah, peraih penghargaan akademik peserta terbaik TNI AD di PPSA XXIV Lemhanas Tahun 2023 ini memastikan Koops Habema bersama masyarakat Papua melaksanakan pembangunan dan perbaikan gereja di tanah Papua.

“Gereja bagi orang asli Papua adalah ruang suci yang menyentuh segenap aspek kehidupan spiritual, pendidikan, sosial, budaya bahkan politik di tanah Papua. Bukan sekedar tempat berdoa, gereja sejatinya adalah rumah perjuangan pelestarian jatidiri Papua,” jelas Lucky.

“Bersama TNI dan masyarakat Papua, mari kita lawan dan lenyapkan teror terhadap gereja dan umat beragama di tanah Papua tercinta,” pungkasnya. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya