Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
LEBIH dari 1.000 mahasiswa spesialis alias residen di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin mengeluarkan pernyataan tegas yang menyuarakan keprihatinan mereka terhadap kebijakan dan sikap Menteri Kesehatan yang dinilai semakin menunjukkan arogansi dan mengabaikan tugas utamanya.
Mereka menilai, Menteri Kesehatan lebih fokus pada isu-isu sensasional seperti bullying dan tuduhan bahwa dokter tidak melayani masyarakat, sementara fungsi utama beliau sebagai pembantu presiden dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan justru terabaikan.
Para dokter residen tersebut menyoroti intervensi langsung Kementerian Kesehatan dalam kegiatan akademik di fakultas dan pendidikan kedokteran secara umum. Hal ini dianggap mengancam independensi akademik dan merusak prinsip kolegialitas.
“Pendidikan kedokteran merupakan ranah akademik yang harus dilindungi dari intervensi politis agar kualitas dan integritasnya tetap terjaga,” tegas salah satu dokter residen forensik dan medikolegal FK Unhas, Irvan Wahyu Jatmiko, mewakili rekan-rekannya, di Gedung Aula Prof Ahmad Amiruddin, FK Unhas, Jalan Perintis Kemerdekaan IX, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (20/5).
Kekhawatiran ini diperkuat dengan banyaknya senior dan rekan sejawat yang kini mengalami mutasi atau perlakuan tidak adil.
Mereka menilai bahwa pendekatan yang diterapkan oleh Kementerian Kesehatan cenderung sentralistik dan otoriter, tanpa adanya dialog yang memadai dengan institusi pendidikan maupun tenaga medis yang terlibat langsung.
Dampak dari kebijakan ini bukan hanya mengganggu proses pendidikan, tetapi juga menurunkan makna pendidikan profesi menjadi sekadar penyedia tenaga layanan kesehatan tanpa ruang pengembangan ilmu dan integritas profesi.
Lebih jauh, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin meminta Menteri Kesehatan untuk kembali fokus pada tugas utamanya yang sangat krusial, yaitu meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan, memperbaiki sarana penunjang, mendistribusikan dokter secara merata ke seluruh wilayah Indonesia, serta meningkatkan kesejahteraan tenaga kesehatan.
Mereka mengakui niat baik Menteri Kesehatan, namun kritik tajam diarahkan pada cara komunikasi dan tindakan yang dinilai kurang tepat dan cenderung arogan.
Para dokter residen itu pun, lalu membacakan pernyataan sikap serentak dengan suara yang lantang, sekaligus merupakan seruan kepada pemerintah agar lebih tegas dalam menegakkan supremasi hukum dan perlindungan terhadap mahasiswa dan dosen di dunia pendidikan kesehatan.
Mereka menuntut agar segala bentuk perundungan dalam ranah akademik dihentikan serta meminta agar independensi Kolegium yang selama ini menjadi tumpuan pengembangan profesi dokter dikembalikan sepenuhnya, tanpa berada di bawah kendali langsung Kementerian Kesehatan.
Para mahasiswa pun menegaskan komitmen mereka untuk terus berkontribusi secara profesional kepada masyarakat, dengan harapan komunikasi dan kekompakan antara kementerian dan institusi pendidikan dapat segera diperbaiki demi masa depan pelayanan kesehatan nasional yang lebih baik dan bermartabat. (LN/E-4)
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman berupaya mengatasi tantangan IPM Sulawesi Selatan yang saat ini berada di angka 72,13 (data BPS 2024).
Prof. Stella Christie, meresmikan ASEAN-China Center of Excellent for Metallurgy and Marine Resources di Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan, Senin (7/7/2025).
Prof. Stella Christie mengatakan pendidikan tinggi harus menjadi kunci pertumbuhan ekonomi bangsa dengan menciptakan lapangan kerja dan inovasi.
UNIVERSITAS Hasanuddin (Unhas) resmi masuk dalam jajaran 1.000 besar universitas dunia versi QS World University Rankings (QS WUR) 2026.
UNIVERSITAS Hasanuddin (Unhas) menegaskan tidak akan ada kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Bahkan, Unhas berencana menghilangkan UKT bagi mahasiswa kelompok 1 dan 2.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melontarkan kecaman keras atas insiden kekerasan yang menimpa dr. Syahpri Putra Wangsa, Sp.PD, di RSUD Sekayu
Menkes minta RS Maranatha terus melakukan inovasi. Rumah sakit ini harus berkembang, untuk memberikan pelayanan kesehatan masyarakat,"
Setiap siswa akan menjalani sejumlah pemeriksaan kesehatan seperti mata, gigi, dan darah. Untuk siswa SD ada 13 item pemeriksaan, SMP 15, dan SMA 15 yang dicek.
MENTERI Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa saat ini terdapat gap dokter spesialis sebesar 70 ribu orang selama 10 tahun ke depan.
Padahal, peran dan posisi molegium dalam sistem pendidikan kedokteran sangat krusial dan menyangkut langsung mutu pelayanan kesehatan masyarakat.
MENTERI Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti membenarkan bahwa pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis (CKG) siswa di lingkungan sekolah akan dimulai pada Agustus 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved