Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
BANJIR akibat luapan Sungai Rungan dan Sungai Kahayan sudah mulai surut di Kota Palangka Raya Provinsi Kalteng.
Berdasarkan pemantauan BPBD Palangka Raya, pada hari, Kamis (14/3) banjir melanda 14 kelurahan namun hari ini menjadi 12 kelurahan yang terdampak banjir, dengan ketinggian air berkisar 10 hingga 30 cm di beberapa titik.
Plt. Kalaksa BPBD Palangka Raya, Hendrikus Setya Budi mengungkapkan, bahwa banjir ini mengakibatkan akses jalan di sejumlah wilayah terputus dan aktivitas masyarakat mulai terganggu.
Beberapa kelurahan yang terdampak banjir di bantaran sungai antara lain, Kecamatan Jekan Raya meliputi Kelurahan Palangka, Bukit Tunggal, dan Petuk Ketimpun.
Kecamatan Bukit Batu meliputi Kelurahan Marang dan Tumbang Tahai. Kecamatan Pahandut, Kelurahan Langkai, Tanjung Pinang, Pahandut, dan Pahandut Seberang. Kecamatan Sabangau di Kelurahan Kameloh Baru, Bereng Bengkel, dan Danau Tundai.
“Dari pantauan BPBD, kawasan dengan kedalaman air cukup parah di antaranya Flamboyan Bawah di Kelurahan Langkai dan Jalan Mendawai di Kelurahan Palangka,” ucapnya, Sabtu (15/3).
Menurutnya, banjir juga mengakibatkan sejumlah akses jalan terputus, di antaranya Jalan Ramses, Jalan Marang Bawah, Jalan Petuk Katimpun, Jalan Danau Rangas dan sekitarnya.
Kemudian Jalan Mendawai dan sekitarnya, Famboyan Bawah dan sekitarnya, Jalan Bereng Bengkel dan Jalan Kameloh Baru.
“Sebagai langkah antisipasi, BPBD Palangka Raya telah melakukan pemantauan lapangan serta berkoordinasi dengan instansi terkait untuk persiapan tenda pengungsian jika debit air terus meningkat,” tegasnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Palangka Raya, Heri Fauzi, menegaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan para lurah untuk menentukan lokasi pengungsian.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, menjaga keselamatan, dan selalu berkoordinasi dengan aparat setempat seperti RT/RW, kelurahan, serta pemerintah daerah," ujar Heri.
Selain itu, warga juga diminta untuk memperhatikan keamanan aliran listrik guna menghindari risiko korsleting serta berhati-hati terhadap hewan melata yang kerap muncul saat banjir.
“Dengan kondisi ini masyarakat diimbau untuk tetap mengikuti perkembangan informasi dari pihak berwenang dan segera mengungsi jika situasi tidak memungkinkan untuk bertahan di rumah,” tutupnya. (H-2)
Dalam lima tahun terakhir, luas hutan di Jawa Barat telah menyusut dari 3,206 juta hektar menjadi 2,711 juta hektar dan meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi.
Banjir di Bengkayang disebabkan curah hujan yang tinggi dan naiknya permukaan air laut.
BPBD Kabupaten Bengkayang melaporkan bahwa banjir dan tanah longsor melanda 11 kecamatan, termasuk Pasar Bengkayang.
Kondisi terparah terjadi di Perumahan Dinar Indah di Meteseh, Kecamatan Tembalang yang terendam banjir hingga 80 centimeter.
Di hari kedua, Tim SAR gabungan terus mengintensifkan penyisiran di sepanjang anak sungai tersebut.
Mou diteken antara Pemkab Bogor- Pemkab Jawa Barat (Jabar)- Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), dan Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA), di Pendopo Bupati Cianjur, Selasa (12/8).
Dari Pemkab Bogor, penandatanganan dilakukan langsung oleh Bupati Bogor Rudy Susmanto dan dari Provinsi Jabar oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi atau KDM (Kang Dedi Mulyadi).
MENTERI Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai potensi banjir di wilayah Jabodetabek.
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan, berawan tebal, cerah berawan, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir
KOTA Sukabumi, Jawa Barat, kembali diterjang bencana hidrometeorologi, Sabtu (9/8) malam.
BANJIR menerjang permukiman warga di wilayah Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok,Jawa Barat, tepatnya di Perumahan Griya Alif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved