Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
KASUS HIV/AIDS (ODHA) di Tulungagung perlu mendapatkan perhatian serius. Tercatat, pada 2024 terdapat sebanyak 347 pengidap HIV berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Tulungagung.
Sekretaris 1 KPA Tulungagung, Ifada Nur Rohmania menyampaikan, dari ratusan pengidap HIV/AIDS pada 2024, mayoritas berusia produktif. Yakni kalangan 15-24 tahun.
Penyebab penularan paling banyak karena hubungan seksual. “Tercatat 92 mahasiswa yang sudah positif ODHA,” ujarnya.
Ifada, sapaannya, mengatakan bahwa banyaknya kaum muda termasuk dari kalangan mahasiswa terjangkit HIV lantaran rendahnya pendidikan seksual.
Menurut dia, kini pendidikan seksual perlu dilakukan sedini mungkin. Tak terkecuali kepada anak-anak. Ini agar bisa mencegah penyaluran seksual yang salah.
“Kami sering melakukan sosialisasi mulai dari sekolah dasar di seluruh wilayah Tulungagung, sehingga mereka memiliki pemahaman tentang kesehatan reproduksi,” terangnya.
Merebaknya kasus HIV/AIDS bermuara dari media sosial. Penggunaan media sosial yang intens tidak diimbangi dengan edukasi yang baik. Dampaknya, para remaja akan menyalurkan kesenangannya dalam media sosial.
“Ketika remaja sudah masuk masa pertumbuhan dan belum diberi edukasi yang baik, mereka mampu menyalurkan hormon yang salah dan berakhir pada HIV/AIDS,” bebernya.
KPA Tulungagung mengimbau dinas pendidikan setempat untuk melakukan edukasi dan sosialisasi yang masif pada remaja terkait HIV/AIDS.(H-2)
Ilmuwan temukan elemen genetik tersembunyi dalam virus HTLV-1 yang memungkinkan virus ini tetap “bersembunyi” di dalam tubuh tanpa terdeteksi sistem imun.
Pemkab Manggarai Barat, NTT, mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan tes VCT (Voluntary Counselling and Testing) guna mendeteksi HIV secara dini.
SETELAH aktif melakukan edukasi terkait kesehatan di media sosial, kini dokter Tony Sukentro menghadirkan serial video kesehatan. Episode perdananya mengangkat soal penyebaran HIV.
Orang yang terkena HIV memiliki gejala awal ringan dan mungkin tidak disadari penderitanya. Pada tahap awal infeksi HIV disebut infeksi akut
Selama enam bulan yakni Januari - Juni, ditemukan 81 kasus pengidap Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
KEMENTERIAN Kesehatan RI mencatat, hingga Maret 2025, terdapat 2.700 remaja usia 15-18 tahun di Indonesia yang hidup dengan HIV. Temuan itu menunjukkan penularan HIV tidak terbatas di dewasa.
Kasus HIV/AIDS memang cenderung mengalami peningkatan cukup signifikan terjadi sejak 2022.
Faktor rasa malu dan diskriminasi masih menjadi kendala utama. Banyak ODHA memilih memeriksakan diri di tempat jauh agar tidak dikenali lingkungan sekitar.
Skrining sudah dilakukan terhadap 177.984 orang, 83 orang positif,
Hingga saat ini, layanan tes HIV tersedia di 514 kabupaten/kota, layanan IMS di 504 kabupaten.
Di Kota Yogyakarta, jumlah kasus HIV tercatat sebanyak 1.425 kasus, dengan 337 di antaranya sudah masuk dalam kategori AIDS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved