Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Peneliti Jepang Temukan ‘Sakelar Diam’ pada Virus HTLV-1, Berpotensi Jadi Terobosan Terapi Retrovirus

Thalatie K Yani
03/8/2025 09:23
Peneliti Jepang Temukan ‘Sakelar Diam’ pada Virus HTLV-1, Berpotensi Jadi Terobosan Terapi Retrovirus
HTLV-1 menggunakan daerah peredam dan kompleks protein RUNX untuk menekan aktivitas gennya dan tetap tersembunyi di dalam tubuh. Sebaliknya, HIV-1 tidak memiliki mekanisme ini, yang menyebabkan produksi virus aktif dan kematian sel. Hal ini menyoroti perbe(Universitas Kumamoto)

TIM ilmuwan dari Universitas Kumamoto, Jepang, berhasil menemukan elemen genetik tersembunyi dalam virus leukemia sel T manusia tipe 1 (HTLV-1) yang memungkinkan virus ini tetap “bersembunyi” di dalam tubuh selama puluhan tahun tanpa terdeteksi sistem imun. Temuan ini membuka peluang pengembangan terapi revolusioner, tak hanya untuk HTLV-1, tetapi juga untuk virus mematikan lainnya seperti HIV.

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Microbiology pada 13 Mei 2025, para peneliti mengidentifikasi unsur genetik yang berfungsi sebagai “peredam” aktivitas virus atau genetic silencer. Elemen ini menjaga HTLV-1 dalam kondisi laten, tidak aktif dan tersembunyi di dalam genom inang, sehingga luput dari pantauan sistem kekebalan.

HTLV-1 adalah retrovirus penyebab kanker yang dapat memicu leukemia atau limfoma sel T dewasa (ATL), penyakit yang sangat agresif dan berpotensi fatal. Meski sebagian besar penderitanya tidak menunjukkan gejala, sebagian kecil bisa mengalami komplikasi serius. Keberhasilan virus dalam bertahan lama di tubuh manusia terletak pada kemampuannya untuk tetap diam dan tidak aktif.

Dipimpin Profesor Yorifumi Satou dari Joint Research Center for Human Retrovirus, tim ini menemukan salah satu bagian dari genom HTLV-1 berperan penting dalam membungkam ekspresi gen virus. Bagian ini merekrut faktor transkripsi inang, terutama kompleks RUNX1, untuk menekan aktivitas virus. Ketika elemen tersebut dihapus atau dimodifikasi, virus menjadi lebih aktif dan mudah dikenali oleh sistem imun dalam model laboratorium.

HIV

Lebih mengejutkan lagi, ketika elemen silencer HTLV-1 dimasukkan ke dalam genom HIV-1, virus penyebab AIDS, hasilnya menunjukkan HIV menjadi kurang aktif dan lebih tersembunyi. Ini menunjukkan potensi luar biasa untuk mengembangkan pendekatan terapi baru dengan meniru mekanisme silencer ini.

"Ini pertama kalinya kami menemukan mekanisme bawaan yang memungkinkan virus leukemia manusia mengatur kamuflasenya sendiri," ungkap Prof. Satou. "Strategi ini sangat cerdas secara evolusioner. Sekarang setelah kita memahaminya, kita mungkin bisa memanfaatkannya untuk melawan virus itu sendiri."

Penemuan ini menjadi harapan baru, khususnya bagi daerah endemik HTLV-1 seperti di Jepang bagian barat daya, dan memberikan dasar kuat untuk pengembangan terapi bagi infeksi retrovirus lainnya yang masih menjadi tantangan global hingga saat ini. (Science Daily/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya