Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Cabai Tembus Rp100 Ribu, Pemkot Batam Siapkan Langkah Antisipasi

Hendri Kremer
28/1/2025 15:32
Cabai Tembus Rp100 Ribu, Pemkot Batam Siapkan Langkah Antisipasi
(MI/HENDRIKREMER)

Harga sejumlah sayuran di Batam terus mengalami lonjakan signifikan, dengan cabai menjadi salah satu komoditas yang paling terdampak. Saat ini, harga cabai merah keriting mencapai Rp90 ribu per kilogram, cabai rawit Rp70 ribu per kilogram, dan cabai rawit besar menyentuh Rp100 ribu per kilogram. Kenaikan harga ini membuat masyarakat resah, terutama menjelang Ramadan dan Lebaran.  

Noni, 34, warga Batam, Kecamatan Batam Centre, mengaku khawatir dengan kenaikan harga yang terus meroket. "Ini baru menjelang Imlek. Belum puasa saja harga sayuran sudah mahal, bagaimana nanti kalau sudah Ramadan atau menjelang hari raya," kata dia, Senin (28/1).  

Tidak hanya cabai, harga komoditas lain seperti kangkung dan timun juga mengalami peningkatan. Kangkung dijual Rp30 ribu per kilogram, sedangkan timun berada di kisaran Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram, tergantung kualitas.  

Dari sisi pedagang, lonjakan harga ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan akibat gangguan cuaca. Beberapa daerah pemasok utama mengalami gagal panen karena curah hujan tinggi, sementara distribusi juga terkendala oleh gelombang laut yang menghambat pengiriman.  

Menghadapi situasi ini, Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) telah mengambil sejumlah langkah antisipasi untuk memastikan stabilitas harga dan pasokan menjelang Ramadan.  

"Kami sudah meminta distributor untuk menyiapkan pasokan kebutuhan bahan pokok meskipun saat hari raya mereka libur," kata Kepala Disperindag Batam, Gustian Riau.  

Selain itu, Disperindag memperluas kerja sama dengan daerah penghasil sayuran dan cabai, seperti Kabupaten Bener Meriah di Aceh, Bukittinggi, serta Lombok Timur di Nusa Tenggara Barat (NTB). Langkah ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan lokal yang saat ini menurun akibat cuaca buruk.  

Menurut dia, tingginya curah hujan juga menyebabkan produksi sayuran di sejumlah daerah menurun. "Cuaca ekstrem dan gelombang laut pasang selama pengiriman dari Medan menjadi penyebab utama keterlambatan pasokan ke Batam," ujarnya.  

Pemkot Batam berharap upaya ini dapat mengurangi lonjakan harga dan memberikan solusi bagi masyarakat, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan selama Ramadan dan Lebaran. Disperindag juga mengimbau masyarakat untuk bijak berbelanja dan tetap mendukung produk lokal. (S-1)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya