Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Gerakan Pangan Murah Digelar, Warga Menyerbu 

Liliek Dharmawan
15/1/2025 15:27
Gerakan Pangan Murah Digelar, Warga Menyerbu 
Gerakan pangan murah.(MI/Lilik Darmawan)

GERAKAN Pangan Murah (GPM) yang digelar di Kelurahan Purwokerto Kidul, Kecamatan Purwokerto Selatan, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) diserbu warga pada Rabu (15/1). GPM tersebut digelar Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).

Sejumlah komoditas yang dijual adalah beras, telur, minyak goreng, cabai, dan berbagai aneka bumbu dan makanan lain. Misalnya untuk beras SPHP Bulog dijual Rp56.500 per kantong isi 5 kg, beras kita premium 5 kilogram Rp66.500, gula 1 kilogram Rp17 ribu, minyakita 1 liter Rp15 ribu. Kemudian telur 1 kg Rp25 ribu dan cabai rawit merah per ons atau satu plastiknya Rp8 ribu lebih murah dibanding di pasar Rp12 ribu per ons. 

“Jelas sangat membantu bagi warga. Saya membeli beras dan cabai merah yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga pasaran,”jelas Yuli, 45, salah seorang warga.

Sementara Plh Sekda Banyumas Junaidi mengatakan GPM merupakan sebagai langkah strategis untuk mengendalikan kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat atau sembako.

“Pemkab Banyumas pada tahun 2025 melaksanakan Gerakan Pangan Murah. Ini merupakan langkah pertama kami untuk memastikan harga kebutuhan pokok tetap terpenuhi dan terkendali,”ujarnya. 

Ia menjelaskan, inflasi di Purwokerto pada Desember 2024 tercatat sebesar 1,51 persen, sesuai dengan target pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa harga kebutuhan pokok di Kabupaten Banyumas relatif terkendali.

Meski demikian, Junaidi mengakui terdapat beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, seperti cabai, yang di beberapa daerah harganya mencapai Rp120 ribu per kilogram. Namun, di Banyumas, harga cabai masih cukup terkendali.

“Kenaikan harga ini disebabkan oleh cuaca ekstrem yang mengakibatkan banyak tanaman cabai membusuk, sehingga suplai tidak seimbang dengan permintaan. Untuk itu, melalui pasar murah ini, kami berupaya menstabilkan harga,” katanya.

Dalam kegiatan GPM, Pemkab Banyumas bekerja sama dengan sejumlah distributor untuk menyediakan kebutuhan pokok dengan harga yang lebih terjangkau, sehingga dapat meringankan beban masyarakat.

Junaidi juga menyampaikan bahwa kegiatan pasar murah akan terus dilaksanakan, terutama menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. “Kami merencanakan 12 kali pasar murah tahun ini, tergantung kebutuhan. Jika ada kenaikan harga, pasar murah akan menjadi solusi untuk menstabilkan harga,” katanya.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto Christoveny menyebutkan bahwa beberapa komoditas penyumbang inflasi di Purwokerto pada Desember 2024 meliputi cabai rawit merah, cabai merah besar, telur ayam ras, dan minyak goreng. Kenaikan harga ini sebagian besar disebabkan oleh cuaca ekstrem dan pasokan yang terbatas.

Sebagai upaya penanggulangan, TPID Kabupaten Banyumas memberikan fasilitas bantuan distribusi untuk mengurangi beban ongkos angkut, sehingga harga jual di pasar murah dapat lebih rendah dibandingkan harga pasar.

“Misalnya, cabai rawit merah yang biasanya mencapai Rp100 ribu per kilogram, bisa kami jual di pasar murah dengan harga Rp80 ribu per kilogram. Ini karena ongkos angkutnya ditanggung oleh TPID,” jelas Christoveny. (S-1) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya