Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENGANTISIPASI penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan berkaca dengan pengalaman tahun 2022, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) melakukan program vaksinasi untuk hewan ternak, terutama sapi yang ada di Kota Bandung.
“Kita tidak mau kecolongan lagi seperti tahun 2022. Di mana pada tahun tersebut Kota Bandung menjadi daerah terakhir yang terdampak PMK, dibandingkan kabupaten/kota lain di Jabar. Namun hewan yang terkena PMK pada tahun 2022, adalah hewan yang masuk dari wilayah lain sehingga,” ungkap Kepala DKPP Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar Sabtu (11/1).
Menurut Gin Gin, tahun ini pihaknya lebih sigap dengan segera mengadakan vaksinasi dan pemberian vitamin B kompleks untuk memperkuat imunitas hewan ternak yang ada. Sebanyak 500 dosis vaksin telah diberikan kepada sapi-sapi sehat di wilayah tersebut, dan pihaknya juga terus menyisir, hewan yang belum mendapatkan vaksin.
“Alhamdulillah sampai hari ini belum ada hewan ternak khususnya sapi di Kota Bandung yang terkena virus PMK, namun kewaspadaan tetap dilakukan, teruama hewan ternak yang baru masuk ke Kota Bandung. Itu dilakukan pemeriksaan ketat dan diisolasi atau dikarantina terlebih dahulu,” ucap Gin Gin.
Gin Gin menambahkan, selain mendorong program vaksinasi PMK, pihaknya juga akan melakukan sejumlah langka antisipasi lain seperti pemantauan dan pemeriksaan yang akan dilakukan secara intensif di sejumlah peternakan, khususnya peternakan sapi.
“Kami juga bersyukur Kota Bandung lebih mudah terkoordinasi karena peternak sudah belajar dari wabah sebelumnya. Untuk diketahui mayoritas ternak di sini adalah jenis pembesaran, bukan pembibitan, sehingga pencegahan harus dilakukan secara maksimal.
Sementara itu Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jabar terus melakukan upaya agar kasus PMK yang menyerang hewan ternak di wilayah Jabar bisa segera ditangani. Langkah strategis untuk mengendalikan kasus PMK di Jabar, yakni dengan melakukan vaksinasi, pengobatan, edukasi di 73 lokasi dan desinfeksi di 94 lokasi.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan DKPP Jabar, Supriyanto, menerangkan pihaknya bersama DKPP kabupaten/kota di Jabar terus memonitor perkembangan kasus PMK di setiap wilayah dan segera mengambil tindakan jika ditemukan kasus. Petugas sudah paham apa yang harus dilakukan jika ditemukan kasus PMK, langsung melakukan koordinasi dan tindakan secepatnya.
Data dari DKPP Jabar mencatat terdapat kasus PMK di 11 kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Bandung, Bekasi, Bogor, Cirebon, Karawang, Kuningan, Pangandaran, Subang. Tasikmalaya, Kota Banjar dan Kota Cirebon. Dari 627 kecamatan yang ada di 11 kabupaten/kota tersebut, ditemukan 60 kasus (9,56%) dengan 14 kasus di antaranya telah selesai ditangani. Sedangkan dari 5.957 desa yang ada di Jabar ditemukan 102 kasus (1,71%) 19 kasus di antaranya sudah selesai dan sisanya masih terjadi di 83 desa.
“Data periode 28 Desember 2024 hingga 9 Januari 2025, kasus PMK di Jabar telah menular ke 1.112 hewan ternak dengan 52 ekor (4,69%) mati, 51 ekor (4,59%) dipotong bersyarat. 111 ekor (9,98%) sembuh, 898 kasus aktif (80,76 persen), dan 764 hewan terduga. Terdapat penambahan kasus mencapai 204 kasus harian, dari jumlah 127 kasus pada tanggal 8 Januari 2025,” papar Supriyanto. (S-1)
PENYEBARAN virus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Bandung Jawa Barat (Jabar) semakin mengkhawatirkan. Tercatat sebanyak 1.050 ekor hewan hewan ternak terinfeksi virus PMK.
Di Kabupaten Lamongan ditemukan suspek 527 kasus PMK dengan jumlah hewan ternak mati sebanyak 22 ekor.
Sebanyak empat juta dosis vaksin PMK juga sudah disediakan dan bisa langsung dikirimkan ke daerah yang mengajukan permintaan.
Kebijakan ini mencakup penghentian sementara transaksi jual beli hewan ternak, seperti sapi dan kambing, untuk mencegah penyebaran PMK.
Total ternak sapi, kerbau, kambing, dan domba yang terpapar PMK di Jabar mencapai 1.240 ekor. Penjangkitan terjadi di 14 kabupaten dan kota.
Perayaan Idul Adha biasanya diiringi dengan hidangan daging sapi atau kambing yang diperoleh dari hasil berkurban.
Dari total 200 ekor sapi kini tinggal 10 ekor yang belum terjual.
Peternak sapi kembali membuang kohe secara tradisional ke sungai, sehingga dampak pencemaran kepada lingkungan masih terjadi.
Sempat mogok, Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) pastikan pedagang daging di wilayah Jabodetabek sudah kembali berdagang
DPD Golkar Jakarta Barat menyerahkan sapi kurban untuk warga RW 02 Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah, Slipi Jakarta Barat, Kamis (22/7)
Sudin KPKP Jakarta Selatan mengerahkan tim pemeriksa kesehatan di 10 kecamatan untuk memeriksa kesehatan hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved