Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Antisipasi Sapi Gelonggongan Jelang Idul Adha, Ini Ciri-Cirinya

Basuki Eka Purnama
28/5/2025 10:39
Antisipasi Sapi Gelonggongan Jelang Idul Adha, Ini Ciri-Cirinya
Ilustrasi(ANTARA/M Risyal Hidayat)

KESEHATAN hewan kurban selama Iduladha menjadi isu yang perlu diperhatikan, salah satunya terkait praktik sapi gelonggongan—sapi yang sengaja diberi minum secara berlebihan untuk menambah bobot tubuh sebelum dijual. Praktik ini tidak hanya merugikan konsumen, tetapi juga membahayakan kesehatan hewan itu sendiri.

Dokter hewan dan dosen IPB University dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) Denny Widaya Lukman menyebutkan praktik gelonggongan sangat menyiksa hewan dan bertentangan dengan prinsip kesejahteraan hewan serta syariat penyembelihan dalam Islam.

"Cara seperti ini sangat menyiksa sapi sebelum disembelih. Hal itu tidak mencerminkan prinsip ihsan terhadap hewan dan tidak memenuhi kaidah kesejahteraan hewan," ujar Denny, Senin (26/5).

Menurutnya, praktik gelonggongan sudah terjadi sejak awal 2000-an. Sapi yang digelonggong biasanya diberikan air melalui mulut menggunakan selang secara paksa 1–2 jam sebelum disembelih.

MI/HO--Dokter hewan dan dosen IPB University dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) Denny Widaya Lukman

Ia mengungkap ciri sapi yang digelonggong antara lain perut terlihat membesar dan hewan tampak lemah, bahkan tidak bisa berdiri. 

Bobot daging sapi gelonggongan pun bisa meningkat hingga 20%–40%. 

"Kalau 1 kg daging gelonggongan, maka ketika air keluar, bobot bersihnya hanya sekitar 600–800 gram," jelasnya.

Secara umum, daging hewan hasil gelonggongan biasanya terlihat basah di permukaan dan jika digantung dapat meneteskan sedikit air, meski sulit dikenali secara kasat mata. Terlebih jika daging sudah dalam bentuk beku.

Untuk daging beku, ia menyarankan agar masyarakat memilih daging dalam kemasan berlabel agar lebih terjamin kualitasnya. 

"Daging gelonggongan yang dibekukan tidak bisa dibedakan dengan daging normal. Maka sebaiknya pilih daging beku yang sudah dikemas dan memiliki label," pungkasnya. (Z-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya