Curah Hujan Tinggi Dongkrak Harga Cabai di Solo Raya, Cabai Rawit Bertahan di Rp90 Ribu

Widjajadi
12/1/2025 17:40
Curah Hujan Tinggi Dongkrak Harga Cabai di Solo Raya, Cabai Rawit Bertahan di Rp90 Ribu
Harga Cabai naik.(MI/WIDJAJADI)

Situasi pasar cabai di wilayah Solo Raya masih fluktuatif tinggi menjelang paruh Januari 2025. Di Pasar Legi Solo, yang merupakan pasar hasil bumi terbesar di Jawa Tengah, harga  aneka cabai belum ada yang turun sejak dua pekan terakhir. Seperti cabai rawit masih Rp 90 ribu per kilo.

Bakul bumbon setempat, Hartini (48) mengatakan harga cabai rawit Rp 90 ribu atau mengalani kenaikan Rp 10 ribu dibandingkan sepekab sebelimnya. Ia khawatir harga  masih akan naik, jika melihat pasokan yang terus berkurang pada beberapa hari terakhir ini.

Begitu halnya aneka cabai lain juga terus naik, dari mulai cabai merah besar mencapai Rp 70.000/kg,  merah keriting Rp 75.000/kg,  cabai rawit ijo/botol Rp 35 ribu, cabai dan teropong Rp 45 ribu,

Penyebab kenaikan, menurut kalangan bakul lombok atau cabai di Pasar Legi ini, karena pasokan terus berkurang seiring hujan yang masih mengguyur hampir setiap hari di wilayah produsen cabai, seperti Wonogiri, Boyolali, Sukoharjo.

Hal itu juga diakui Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Bagas Windaryatno bahwa tingginya harga cabai karena faktor cuaca ekstrim di musim huja , yang membuat wilayah produsen cabai tidak bisa panen maksimal.

" Ya statistik menunjukkan lima tahun terakhir harga cabai selalu tinggi pada periode Desember danJanuari. Terutama akibat curah hujan tinggi yang membuat cabai cepet busuk, hingga menurunkan pasokan,” kata Bagas.

Menurut laporan yang masuk ke Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, cabai rawit merah yang dipanen pada Januari ini, mencapai kisaran Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu.Hal sama juga terjadi pada jenis cabai lai .

 " Harga setinggi itu kan dari petani ya, kalau sudah sampai di pasar, ya pasti akan naik lagi lagi," sergah dia yang menganggap bahwa tingginya harga komoditas bumbon pedas ini menjado berkah bagi oetani.

Menurut Bagas, sentra pertanian cabai di Sukoharjo ada di desa desa yang tersebar di kecamatan  Polokarto, Nguter, dan Bulu. Kenaikan harga cabai menjadi peluang besar bagi petani untuk mendapatkan hasil maksimal di tengah tantangan cuaca.

“ Ya ini saatnya petani menikmati hasil dari kerja keras mereka. Kita terus berikan pendampingan intensif agar produksi cabai kedepan tetap optimal,” sambung dia lagi.

Cabai yang nasuk di Pasar Legi Solo itu, selain dari Sukoharjo juga datanf dari Banyuwangi yang merupakan sentra cabai terbesar di Jawa Timur, lalu ada yang dari Boyolali, Sragen dan Wonogiri. 

Lurah Pasar Legi Solo, Ali Muhlison menjelaskan harga cabai di pasar melonjak tajam. " Ya kalau musim hujan, apalagi kalau curah hujan tinggi, dipastikan pasokan berkurang, hingga harga pun terus naik, mengingat permintaan pasar sangat tinggi," ungkap dia.

Dia katakan, selai  cabai, harga bawang juga mengalami lonjakan cukup signifikan. Bawang merah pekan laku masih Rp 18 ribu/kg,  kini naik menjadi Rp 35 ribu/kg. Lalu  bawang putih juga naik dari Rp 35.000 per kilogram menjadi Rp 45.000 per kilogram. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya