Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Wabah PMK Meningkat Memicu Pedagang Nakal Cari Untung Besar

Akhmad Safuan
12/1/2025 16:23
Wabah PMK Meningkat Memicu Pedagang Nakal Cari Untung Besar
Vaksinasi ternak sapi yang masih sehat sebagai upaya pencegahan tertular PMK(MI/AKHMAD SAFUAN)

KASUS penyakit mulut dan kuku (PMK) di sejumlah daerah di Jawa Tengah kembali meningkat, kondisi ini memicu terjadinya kepanikan para peternak hingga menjual ternaknya dengan harga murah dibawah standar dan dimanfaatkan oleh para pedagang nakal.

Pemantauan Media Indonesia Minggu (12/1) wabah PMK di sejumlah daerah di Jawa Tengah terus berlanjut hingga semakin banyak hewan ternak terutama sapi terpapar, meskipun sejumlah daerah tejah menutup pasar hewan untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan kasus ini, namun membuat warga maupun peternak panik karena khawatir terhadap nasib terbaik peliharaanbya.

Kondisi kepanikan peternak ini, dimanfaatkan oleh para pedagang bakal dengan berkeliling dari desa ke desa menakut-nakuti peternak hingga menjual dengan harga murah. "Ada pedagang yang datang menawar murah ternak terindikasi PMK, sehingga bagi warga yang ketakutan melepas dengan harga sandat murah," ujar Poniman,45, seorang peternak sapi di Blora 

Hal serupa juga diungkapkan kursi,50, peternak di Grobogan mengaku didatangi pedagang (blantik) yang menawar sapi muda bergejaka terkena PMK dengan harga Rp5 juta, padahal harga normal untuk sapi ukuran tersebut berkisar Rp15 juta hingga Rp20 juta per ekor. "Saya sih tenang-tenang saja, karena penyakit ini bisa disembuhkan," imbuhnya.

Hal itu juga dibenarkan oleh Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan HewanJawa Tengah Ignasius Hariyanta bahwa fenomena panic buying para peternak sapi terjadi akibat merebaknya wabah PMK, sehingga banyak di antara peternak terpaksa menjual sapi piarannya dengan harga sangat murah seperti dilaporkan  petugas di lapangan di sejumlah pasar hewan.

Fenomena anjloknya harga ternak sapi, menurut  Ignasius Hariyanta, seperti ditemukan di sejumlah pasar hewan Kabupaten Sragen, Sukoharjo dan Kabupaten Wonogiri, dipicu kepanikan peternak dan ulah pedagang (blantik) yang menakut-nakuti peternak agar menjuak ternak sapi dengan harga tidak wajar dibawah harga standarnya.

"Kami minta tidak perlu panik menghadapi PMK ini, karena sapi yang tertular PMK masih bisa disembuhkan dengan ketelatenan para peternak," kata Ignasius Hariyanta.

Sementara itu terkait kasus PMK, ungkap Ignasius Hariyanta, jumlahnta terus meningkat hingga saat ini tercatat telah mencapai 2.945 kasus PMK menyerang dan sebanyak  29 ekor berhasil sembuh, sehingga untuk mengantisipasi lonjakan telah diturunkan petugas untuk melakukan pengawasan ketat lalulintas hewan ternak terutama di daerah perbatasan, penanganan cepat ternak terpapar dan pemberian vaksin. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya