Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BENCANA banjir dan tanah longsor masih berpotensi terjadi di Sumatra Utara (Sumut) pada awal 2025. Bencana hidrometeorologi dikhawatirkan karena hingga kini Sumut masih kerap diselimuti curah hujan tinggi.
"Potensi banjir dan longsor masih perlu diwaspadai pada awal tahun 2025," ungkap Kepala BBMKG Wilayah I Medan Hendro Nugroho, Sabtu (11/1).
Menurut Hendro, pihaknya memprediksi curah hujan yang akan turun pada 2025 akan mendekati kondisi normal. Namun bencana hidrometeorologi tetap harus diperhatikan dan diwaspadai semua pihak.
Termasuk pada awal tahun ini, semua pihak perlu mewaspadai potensi banjir dan longsor mengingat masih dalam periode musim hujan. Hari ini saja, hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang diprediksi menerpa sebagian besar wilayah Sumut.
Di antaranya di Kepulauan Nias, Kabupaten Langkat, Deliserdang, Mandailing Natal, Batu Bara, Humbang Hasundutan, Samosir, Serdangbedagai, Padanglawas dan Labuhanbatu Utara. Dilanjutkan ke Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Karo, Simalungun, Labuhanbatu, Dairi, Toba, Pakpak Bharat, Padanglawas Utara, Medan, Sibolga, Tanjungbalai, Binjai, Tebingtinggi dan Padangsidimpuan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Tuahta Ramajaya Saragih mengatakan, pihaknya selalu bersiap dengan kemungkinan terburuk akibat cuaca. Koordinasi dan sinergi juga terus dijalinnya dengan BMKG, khususnya dalam melakukan monitoring, evaluasi dan perencanaan.
Dia memastikan pihaknya juga secara intens menjalin komunikasi dan memberi informasi serta edukasi kepada setiap elemen masyarakat, mulai dari keluarga hingga lembaga-lembaga atau instansi pemerintah.
Pihaknya juga selalu menyiagakan bantuan logistik serta tim pendampingan untuk warga terdampak. Kendati dia berharap pada 2025 frekwensi bencana di wilayahnya tidak sebanyak tahun sebelumnya.
Pada 2024 Sumut mengalami total 677 kejadian bencana dan seluruh kabupaten/kota memiliki wilayah terdampak. Dari jumlah kejadian itu, sebanyak 237 bencana di antaranya adalah kebakaran hutan dan lahan, dengan luas areal yang terbakar mencapai 2.638, 265 hektare.
Setelah kebakaran hutan dan lahan, bencana paling sering terjadi di provinsinya yaitu banjir dan tanah longsor. Bencana-bencana tersebut sejauh ini telah menimbulkan kerusakan di berbagai sektor, seperti pemukiman, pendidikan, kesehatan, peribadatan, perkantoran, fasilitas umum, jembatan dan kios.
Deliserdang, Tapanuli Selatan, Karo dan Mandailing Natal memiliki wilayah yang paling terdampak bencana sepanjang 2024. Dengan total korban jiwa mencapai 63 orang, 176 orang terluka, 4.878 orang mengungsi.(N-2)
BMKG membuat sistem peringatan dini gempa bumi berbasis hitung mundur seiring meningkatnya bencana
Selama Januari-Juni terdapat 131 kejadian bencana. Mayoritas merupakan bencana hidrometeorologi karena dampak curah hujan.
Lokasi banjir antara lain di Kecamatan Tellulimpoe, Sinjai Utara dan Sinjai Timur. Sedangkan data korban terdampak berjumlah 60 kepala keluarga atau 271 jiwa.
Bencana adalah fenomena kompleks yang tidak bisa ditangani oleh satu disiplin ilmu saja.
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau telah membakar sekitar 96 ha sejak awal tahun.
Sepanjang 2024 telah terjadi 154 kejadian bencana di Kota Cirebon. Angka ini hampir dua kali lipat dari 2020 yang mencatat 88 kejadian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved