Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Badan Geologi Keluarkan Kewaspadaan Erupsi Freatik Tangkuban Parahu saat Musim Penghujan

Depi Gunawan
06/12/2024 11:49
Badan Geologi Keluarkan Kewaspadaan Erupsi Freatik Tangkuban Parahu saat Musim Penghujan
Pantauan CCTV aktivitas Gunung Tangkuban Parahu.(Dok PVMBG Kementerian ESDM)

BADAN Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengingatkan kepada masyarakat terkait kewaspadaan potensi erupsi Gunung Tangkuban Parahu saat memasuki musim penghujan.

Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid menjelaskan, pada bulan Desember ini merupakan awal musim hujan dan di mana curah hujan mulai meningkat di sekitar wilayah Gunung Tangkuban Parahu. 

Mengingat sifat Gunung Tangkuban Parahu lebih didominasi jenis erupsi freatik yang disebabkan terjadinya kontak antara air dengan magma atau material panas di dalam gunung api, tanpa ada keluarnya magma ke permukaan. 

"Saat air (air tanah, air hujan, atau danau kawah) bertemu dengan material vulkanik panas, terjadi pemanasan yang sangat cepat, menghasilkan uap dengan tekanan tinggi dan menghasilkan erupsi freatik," terang Wafid dalam keterangan tertulis, Jumat (6/12).

Ia menjelaskan, Gunungapi Tangkuban Parahu merupakan gunung api aktif yang berada di antara wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang yang memiliki 9 kawah dengan dua kawah utama berada di area puncak, yaitu Kawah Ratu dan Kawah Upas. 

"Erupsi Tangkuban Parahu pada umumnya berupa letusan freatik dari Kawah Ratu. Keindahan pemandangan sekitar kawah menjadikan area sekitar Tangkuban Parahu sering dikunjungi wisatawan dari dalam maupun luar negeri," katanya.

Hingga saat ini, tingkat aktivitas vulkanik Tangkuban Parahu masih berada pada Level I atau normal ditandai dengan aktivitas hembusan asap dari Kawah Ratu berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal, dengan ketinggian 5 – 110 m di atas dasar kawah.

"Rekaman kegempaan selama tahun 2023 hingga 11 Januari 2024 menunjukkan gempa hembusan kurang dari 5 kejadian perhari dan gempa vulkanik yang berasosiasi dengan suplai magma sangat jarang terekam dan tidak terekam adanya kejadian gempa letusan/erupsi," ungkapnya.

Untuk menyikapi kondisi musim penghujan saat ini, pihaknya mengeluarkan beberapa rekomendasi di antaranya aktivitas vulkanik Tangkuban Parahu didominasi oleh jenis gempa berfrekuensi rendah yang mengindikasikan aktivitas pergerakan fluida di kedalaman dangkal atau dekat permukaan. 

Peningkatan gempa frekuensi rendah tersebut berkorelasi dengan peningkatan intensitas hembusan gas. Peningkatan ini bisa terjadi karena perubahan (akumulasi) tekanan pada kedalaman dangkal, sementara itu indikasi akumulasi tekanan dari magma dalam yang belum teramati.

Kemudian rekomendasi kedua, perlu diwaspadai potensi bahaya berupa erupsi freatik, yaitu erupsi yang terjadi tanpa ada peningkatan gejala vulkanik yang jelas atau signifikan. Erupsi jenis ini dapat disertai hujan abu dan lontaran material di sekitar kawah.

"Dalam status level 1 ini direkomendasikan agar masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendekat ke dasar kawah, tidak berlama-lama dan tidak menginap di area kawasan kawah-kawah aktif. Segera menjauhi/meninggalkan area sekitar kawah jika teramati peningkatan intensitas/ketebalan asap kawah dan/atau jika tercium bau gas menyengat untuk menghindari potensi bahaya paparan gas beracun maupun erupsi freatik," bebernya.

Selain itu, masyarakat sekitar Tangkuban Parahu diharap tenang, beraktivitas seperti biasa serta tidak terpancing isu-isu tentang erupsi dan tetap mengikuti perkembangan aktivitas Tangkuban Parahu dari pihak terkait.

"Pemerintah daerah, BPBD provinsi dan kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu di Desa Cikole, Kecamatan Lembang atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung," tandasnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya