Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Jawa Barat, tengah membongkar bangunan rumah warga yang menghalangi aliran sungai di Kelurahan Cikondang Kecamatan Citamiang. Upaya itu dilakukan untuk mengantisipasi kembali terjadi banjir saat curah hujan tinggi.
Sebagaimana kejadian sebelumnya, pekan lalu Kota Sukabumi dilanda bencana hidrometeorologi cukup dahsyat. Curah hujan yang sangat lebat memicu terjadi banjir limpasan di mana-mana tersebar di 7 kecamatan.
"Ada bangunan rumah yang melintang di aliran sungai. Kami sedang lakukan pembongkaran," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taupik, Selasa (12/11).
Novian mengaku, BPBD sudah menyelesaikan rekapitulasi pendataan kerusakan dampak cuaca ekstrem pada pekan lalu. Hasilnya, ribuan bangunan rumah ikut terdampak.
"Hasil pendataan, terdapat 1.349 unit bangunan yang kondisinya rusak ringan, 17 unit rusak sedang, dan 7 unit rusak berat," tuturnya.
Secara rinci Novian menyebutkan, bangunan rumah yang rusak di Kecamatan Baros sebanyak 257 unit, di Kecamatan Cibeureum sebanyak 152 unit, di Kecamatan Cikole sebanyak 146 unit, di Kecamatan Citamiang sebanyak 396 unit, di Kecamatan Lembursitu sebanyak 31 unit, di Kecamatan Gunungpuyuh sebanyak 61 unit, dan di Kecamatan Warudoyong sebanyak 212 unit.
"Melihat dampak kerusakan, Kecamatan Citamiang dan Baros merupakan wilayah paling parah terdampak bencana akibat cuaca ekstrem," ungkapnya.
Sementara jumlah korban terdampak terdata sebanyak 1.245 kepala keluarga atau 3.739 jiwa. Penanganan pascabencana sudah mulai terkendali.
Termasuk jumlah pengungsi yang jumlahnya terus berkurang. Mayoritas para pengungsi sudah kembali ke rumah mereka masing-masing.
"Saat ini jumlah pengungsi tinggal 3 kepala keluarga atau 6 jiwa. Mereka merupakan warga RT 07/02 Kelurahan Cikondang Kecamatan Citamiang. Mereka masih mengungsi di tempat majelis taklim," tuturnya.
Berbagai bencana dampak cuaca ekstrem yang terjadi pada Selasa (5/11) itu mengakibatkan kerugian. Nilainya ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
"Nilai taksiran kerugian sekitar Rp552 juta lebih," pungkasnya. (H-2)
Direktorat Meteorologi Publik BMKG menyebut dalam sepekan ke depan, kombinasi gelombang atmosfer, yakni low fequency, Gelombang Kelvin, dan Rossby Ekuatorial cukup konsisten.
WILAYAH Indonesia saat ini memasuki pancaroba atau pola peralihan dari musim hujan ke fase awal musim kemarau. Sehingga jangan heran jika hujan masih mengguyur sejumlah daerah.
SELAMA musim pancaroba atau masa peralihan dari musim hujan ke fase awal musim kemarau, BMKG menyebut sejumlah wilayah di Indonesia masih akan diguyur hujan ringan hingga hujan lebat.
Saat ini, curan hujan di beberapa daerah masih tinggi, hujan masih rutin turun meskipun seharusnya cuaca sudah lebih cenderung ke karakteristik musim kemarau yang kering.
STASIUN Klimatologi Kupang melaporkan semua kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) dengan kategori sangat pendek.
BERDASARKAN kondisi dinamika atmosfer terkini, BMKG mendeteksi adanya gangguan tropis berupa daerah pusat tekanan rendah (Low Pressure Area) di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah.
Lokasi banjir antara lain di Kecamatan Tellulimpoe, Sinjai Utara dan Sinjai Timur. Sedangkan data korban terdampak berjumlah 60 kepala keluarga atau 271 jiwa.
Arus lalu lintas di depan pabrik Polytron, tepatnya dari arah Semarang menuju Demak, sudah relatif lancar, tidak tersendat seperti hari-hari sebelumnya.
Banjir rob tidak hanya mengganggu aktivitas masyarakat, tetapi juga merusak infrastruktur, mengancam kesehatan, dan berdampak pada perekonomian lokal.
Hujan deras dengan interval waktu yang cukup lama selalu mengakibatkan banjir hingga ke permukiman warga.
GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung mengakui kemacetan di Jakarta bisa bertambah parah akibat adanya kejadian khusus, seperti iring-iringan tamu negara
Penyebab utama dari bencana ini adalah tingginya curah hujan yang berlangsung cukup lama sejak sore hingga malam hari, dengan tinggi muka air (TMA) mencapai 1 - 1,5 meter.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved