Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KABUPATEN Cianjur, Jawa Barat, mewaspadai dampak cuaca panas akhir-akhir ini. Kondisi tersebut akibat gejala alam akan terjadinya peralihan musim dari kemarau ke hujan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Kusmanawijaya, mengaku kondisi cuaca panas akhir-akhir ini bisa memicu dampak bencana. Terutama nanti saat masa transisi memasuki musim hujan.
"Hasil rapat kemarin di Bandung, pada awal November diprediksi mulai memasuki musim hujan. Kondisi cuaca panas akhir-akhir ini kemungkinan gejala fenomena alam sebelum masuk musim hujan," kata Asep, Rabu (30/10).
Kondisi cuaca panas tak hanya terjadi di Cianjur. Menurut Asep, kondisinya merata hampir di semua daerah di Jawa Barat dan Indonesia.
"Hampir semua sama. Kondisi sekarang bisa dibilang cuaca ekstrem. Kalau panas, panas sekali. Sekalinya turun hujan, kondisinya sangat lebat. Jadi kondisinya cuaca ekstrem," sebut dia.
BPBD pun mulai mewaspadai potensi dampak bencana yang ditimbulkan akibat peralihan musim nanti. Di antaranya tanah longsor, pergerakan tanah, banjir, maupun angin puting beliung.
"Selama kemarau kondisi tanah biasanya akan merekah. Jika diguyur air hujan, kondisi tanah menjadi gembur hingga memicu potensi longsor atau pergerakan tanah," terangnya.
Asep mengingatkan kembali masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi itu. Terutama masyarakat yang tinggal di daerah lereng atau di tempat yang rawan bencana.
"Tingkatkan kewaspadaan bagi masyarakat, terutama yang tinggal daerah rawan," imbuhnya.
Pada sisi lain, Asep juga mengimbau masyarakat memperbanyak minum air putih di tengah kondisi cuaca panas. Selain itu, diupayakan bisa mengurangi aktivitas di luar rumah.
"Cuaca panas bisa juga berdampak terhadap kerentanan kena penyakit. Misalnya flu atau bahkan ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) karena banyak betebaran debu," pungkasnya. (H-2)
Cuaca ekstrem jadi ancaman bagi para pemudik libur Natal dan Tahun Baru (nataru) yang melintasi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang berada di daerah rawan berpotensi bencana.
Mulai tahun depan atau 2026, puncak haji diprediksi tidak akan sepanas sekarang.
Agar tetap segar dan percaya diri beraktivitas di cuaca yang panas, Anda bisa menggunakan wewangian dengan notes fruity hingga aquatic
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Klimatologi Jawa Barat menginformasikan penyebab tingginya suhu di Bogor selama Oktober 2024.
Heat stroke membuat suhu tubuh di atas 40 derajat celcius.
Para peneliti menemukan, reseptor panas menjadi aktif ketika suhu naik di atas 77 derajat Fahrenheit atau 25 derajat celcius yang nyaman.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved