Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KRISIS air bersih yang melanda wilayah Kabupaten Lamongan, Jatim, terus meningkat. Jika sebelumnya, kekeringan terjadi di lima kecamatan kini telah meluas hingga 13 kecamatan. Hal ini karena wilayah Lamongan memasuki puncak musim kemarau. Pemkab juga terus mendistribusikan air bersih bagi 19 ribu warga yang kesulitan.
Dari 13 kecamatan itu, krisis air terparah dialami Kecamatan Glagah berdampak pada 11 desa dan Kecamatan Kebangbahu yang berdampak pada tujuh desa.
"Iya, kawasan terdampak makin meningkat hingga 59 desa dari 13 kecamatan," kata Juru Bicara Pemkab Lamongan Sugeng Widodo, Selasa (15/10).
Menurut Sugeng, pada awal September, wilayah yang terdampak krisis yakni lima kecamatan yaitu Kecamatan Tikung, Lamongan, Kedungpring, Sarirejo dan Mantub.
"Hingga saat ini Pemkab telah mengirimkan 671 rit atau armada yang setara dengan 3,4 juta liter air. Pemkab juga masih memiliki cadangan anggaran untuk distribusi air bersih. Namun, jika kemarau semakin panjang, kemungkinan anggaran tersebut bakal habis," pungkasnya.(M-3)
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan, Jawa Timur, mencanangkan 100% desa cinta statistik (Desa Cantik), di Aula Gadjah Mada Pemkab setempat, Kamis (12/12).
Pengaktifan Posko bencana itu dilakukan menyusul kenaikan signifikan permukaan Sungai Bengawan Solo dalam beberapa hari terakhir hingga pada status siaga banjir.
DINAS Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (PRKPCK) Kabupaten Lamongan, melakukan pengerukkan saluran air yang berpotensi memicu banjir di kawasan perkotaan.
Sebagai lumbung pangan nasional, Pemkab Lamongan telah melakukan ragam upaya untuk meningkatkan produktivitas padi
Di Kabupaten Lamongan ditemukan suspek 527 kasus PMK dengan jumlah hewan ternak mati sebanyak 22 ekor.
Aktivitas para perajin gerabah di sentra industri keramik Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, kian menggeliat di musim kemarau seperti sekarang ini.
Kekeringan selalu membuat warga mengalami krisis air bersih. Hal itu membuat 60 Kepala Keluarga (KK) terdampak. Dampaknya, setiap pagi warga desa harus mengambil air di Sungai Jayanti.
Hingga saat ini belum ada tanda-tanda musim kemarau akan segera berakhir, sehingga menyebabkan persediaan air bersih yang dimiliki masyarakat kian menipis.
Kondisi itu mengakibatkan hampir 100 hektare lahan sawah mengalami kekeringan. Encep menuturkan, dari luas area terdampak masih ada tanaman padi yang bisa dipanen.
Status siaga darurat bencana hidrometeorologi telah berakhir dan tidak ada perpanjangan lagi.
Waspada terhadap tanda-tanda dehidrasi, heat stroke, atau penyakit lain yang cenderung meningkat selama musim kemarau.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved