Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
HUJAN deras yang mengguyur Kota Batam sejak Senin (14/10) telah melumpuhkan aktivitas kota. Banjir setinggi satu meter merendam sejumlah ruas jalan utama dan pemukiman warga, menyebabkan gangguan serius pada lalu lintas dan aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan pantauan di lapangan, beberapa lokasi yang terdampak parah antara lain Jalan Raja H. Fisabililah Batam Centre, kawasan Bengkong, daerah Sei Panas, Simpang Panbil, dan Simpang Kepri Mall. Kondisi ini mengakibatkan banyak pengendara terpaksa mencari jalur alternatif.
"Saya sampai putar balik karena banjirnya cukup tinggi. Padahal saya buru-buru mau ke kantor," kata Arman, 32, seorang pengendara motor yang ditemui di kawasan Batam Centre.
Baca juga : Hujan Lebat Sebabkan Banjir di Sejumlah Wilayah Batam
Sementara itu, Oni, karyawan swasta, mengungkapkan keluhannya terkait infrastruktur kota. "Jalannya sudah diperlebar, tapi kok masih banjir ya? Sepertinya drainase-nya kurang memadai," ujarnya.
Banjir yang kerap melanda Kota Batam saat musim hujan menunjukkan adanya permasalahan serius pada sistem drainase perkotaan. Perluasan kawasan pemukiman dan pembangunan infrastruktur yang tidak diimbangi dengan peningkatan kapasitas drainase dianggap sebagai faktor utama penyebab banjir berulang.
Siregar, 45, warga yang tinggal di kawasan rawan banjir di Batam Center, menyatakan, "Hujan deras memang tidak bisa dihindari, tapi seharusnya pemerintah sudah punya solusi untuk mengatasi masalah banjir ini."
Baca juga : Batam Dilanda Banjir Air Laut Pasang Tinggi
Hingga berita ini diturunkan, Pemerintah Kota Batam belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait banjir yang terjadi. Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan akan berlanjut hingga beberapa hari ke depan, sehingga warga diimbau untuk tetap waspada.
Pemerintah Kota Batam sendiri berencana membangun stasiun pompa banjir senilai Rp20 miliar sebagai solusi jangka panjang mengatasi permasalahan banjir yang kerap melanda kota tersebut. Rencana ini telah diajukan ke DPRD Kota Batam melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2025.
"Stasiun pompa ini akan ditempatkan di muara-muara untuk mempercepat pembuangan air ke laut, terutama di kawasan yang rendah," kata, Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Batam, Suhar, Senin (14/10).
Baca juga : Batam Banjir setelah Hujan Deras
Tahap awal pembangunan akan difokuskan di wilayah Jodoh, yang sering terendam banjir saat hujan deras. Pasar Induk Jodoh akan menjadi lokasi strategis untuk stasiun pompa ini. Meskipun idealnya dibutuhkan tiga stasiun pompa di Jodoh dan satu di Baloi, namun untuk tahap awal hanya akan dibangun satu stasiun.
Kendati hanya satu, rencananya kapasitasnya cukup besar dan akan dilengkapi dengan kolam olahan, pintu air, mesin pompa, dan konstruksi sipil lainnya.
Selama ini, penanganan banjir di Batam masih mengandalkan aliran air secara alami. Namun, dengan semakin luasnya kawasan pemukiman dan meningkatnya intensitas hujan, sistem drainase yang ada sudah tidak mampu lagi menampung volume air yang besar. (N-2)
hujan deras menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor di Kampung Kiararambay, Girimukti, Kabupaten Garut menyebabkan 4 orang meninggal dunia.
BNPB mencatat 18 kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (24/6) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (25/6) pukul 07.00 WIB.
SEKITAR 70.000 orang telah dievakuasi dan dipindahkan ke tempat yang lebih aman di tengah banjir dahsyat yang melanda Tiongkok selatan, menurut laporan media lokal, Kamis (19/6).
Sebanyak 110 keluarga merupakan warga Desa Tanggirejo, Kecamatan Tegowanu diungsikan.
Sebanyak 29 RT di Kelurahan Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, terendam banjir pada Rabu (18/6) dini hari.
Pascanormalisasi, pemerintah juga harus pemulihan ruang terbuka hijau yang rusak akibat infrastruktur
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved