Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
HUJAN deras yang mengguyur Kota Batam sejak Senin (14/10) telah melumpuhkan aktivitas kota. Banjir setinggi satu meter merendam sejumlah ruas jalan utama dan pemukiman warga, menyebabkan gangguan serius pada lalu lintas dan aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan pantauan di lapangan, beberapa lokasi yang terdampak parah antara lain Jalan Raja H. Fisabililah Batam Centre, kawasan Bengkong, daerah Sei Panas, Simpang Panbil, dan Simpang Kepri Mall. Kondisi ini mengakibatkan banyak pengendara terpaksa mencari jalur alternatif.
"Saya sampai putar balik karena banjirnya cukup tinggi. Padahal saya buru-buru mau ke kantor," kata Arman, 32, seorang pengendara motor yang ditemui di kawasan Batam Centre.
Baca juga : Hujan Lebat Sebabkan Banjir di Sejumlah Wilayah Batam
Sementara itu, Oni, karyawan swasta, mengungkapkan keluhannya terkait infrastruktur kota. "Jalannya sudah diperlebar, tapi kok masih banjir ya? Sepertinya drainase-nya kurang memadai," ujarnya.
Banjir yang kerap melanda Kota Batam saat musim hujan menunjukkan adanya permasalahan serius pada sistem drainase perkotaan. Perluasan kawasan pemukiman dan pembangunan infrastruktur yang tidak diimbangi dengan peningkatan kapasitas drainase dianggap sebagai faktor utama penyebab banjir berulang.
Siregar, 45, warga yang tinggal di kawasan rawan banjir di Batam Center, menyatakan, "Hujan deras memang tidak bisa dihindari, tapi seharusnya pemerintah sudah punya solusi untuk mengatasi masalah banjir ini."
Baca juga : Batam Dilanda Banjir Air Laut Pasang Tinggi
Hingga berita ini diturunkan, Pemerintah Kota Batam belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait banjir yang terjadi. Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan akan berlanjut hingga beberapa hari ke depan, sehingga warga diimbau untuk tetap waspada.
Pemerintah Kota Batam sendiri berencana membangun stasiun pompa banjir senilai Rp20 miliar sebagai solusi jangka panjang mengatasi permasalahan banjir yang kerap melanda kota tersebut. Rencana ini telah diajukan ke DPRD Kota Batam melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2025.
"Stasiun pompa ini akan ditempatkan di muara-muara untuk mempercepat pembuangan air ke laut, terutama di kawasan yang rendah," kata, Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Batam, Suhar, Senin (14/10).
Baca juga : Batam Banjir setelah Hujan Deras
Tahap awal pembangunan akan difokuskan di wilayah Jodoh, yang sering terendam banjir saat hujan deras. Pasar Induk Jodoh akan menjadi lokasi strategis untuk stasiun pompa ini. Meskipun idealnya dibutuhkan tiga stasiun pompa di Jodoh dan satu di Baloi, namun untuk tahap awal hanya akan dibangun satu stasiun.
Kendati hanya satu, rencananya kapasitasnya cukup besar dan akan dilengkapi dengan kolam olahan, pintu air, mesin pompa, dan konstruksi sipil lainnya.
Selama ini, penanganan banjir di Batam masih mengandalkan aliran air secara alami. Namun, dengan semakin luasnya kawasan pemukiman dan meningkatnya intensitas hujan, sistem drainase yang ada sudah tidak mampu lagi menampung volume air yang besar. (N-2)
Penghargaan dari Bupati Sukabumi ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas upaya BWA bersama ratusan NGO dan relawan yang terlibat dalam aksi penanganan tanggap darurat bencana.
Sejumlah pemukiman warga terendam banjir akibat hujan lebat yang terjadi serta adanya tanggul yang jebol.
Korban bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menerima bantuan dari PT Pertamina Gas
Prakiraan BMKG potensi cuaca ekstrem dalam tiga hari ke depan berpotensi melandai di Jabodetabek. Tapi masih ada potensi angin kencang di Banten
Banjir tengah melanda berbagai daerah di Indonesia, tidak terkecuali Jabodetabek. Hal itu menimbulkan dampak yang berbahaya bagi masyarakat, khususnya penyebaran penyakit leptospirosis.
Meskipun merupakan sebuah bencana, fenomena banjir tidak jarang dimanfaatkan oleh anak-anak untuk bermain air.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved