Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
CUACA buruk seperti angin kencang dan gelombang tinggi masih melanda di kawasan perairan laut Selat Malaka, Provinsi Aceh. Itu sebabnya sebagian nelayan tradisional pengguna kapal kayu atau perahu mesin masih tunda melaut.
Akibatnya harga ikan laut segar di kawasan pesisir Selat Malaka, juga semakin tinggi. Lokasi yang terjadi kenaikan harga ikan laut segar itu antara lain yaitu, Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe.
Amatan Media Indonesia, Sabtu (29/6) di pasar ikan Kota Sigli, Ibukota Kabupaten Pidie misalnya, harga ikan tongkol dari dua pekan lalu Rp25.000 per kg, sekarang naik menjadi Rp35.000 per kg. Lalu ikan dencis, dari sebelumnya Rp20.000 per kg, kini naik menjadi Rp35.000 per kg.
Baca juga : Potensi Angin Kencang di Selat Malaka, Nelayan Diimbau Waspada
Berikutnya harga ikan gembung, dari Rp25.000 per kg, sekarang melambung menjadi Rp40.000 per kg. Kemudian harga udang ukuran sedang dari sebelumnya Rp60.000 per kg, naik menjadi Rp 80.000 per kg. Sedangkan harga udang windu ukuran besar dari Rp120.000 per kg, kini naik menjadi Rp130.000 per kg.
"Semua jenis ikan sedang melonjak harga. Ini karena produksi ikan nelayan perairan Selat Malaka lepas pantai Aceh berkurang. Banyak nelayan takut diterjang gelombang badai," tutur Abdul Muthalib, pedagang ikan segar di Pasar Pante Teungoh Kota Sigli, Sabtu (29/9)
Dikatakannya, mahalnya harga ikan laut segar berkaitan langsung dengan kondisi cuaca buruk di Selat Malaka. Pasalnya para nelayan kecil yang biasanya turun ke laut setelah subuh dan mendarat menjelang siang, ternyata kini harus mengurungkan niatnya.
Baca juga : Nelayan Masih Libur Lebaran Harga Ikan Segar di Aceh Tinggi
Mereka takut beraktivitas karena ketinggian gelombang berkisar 1 hingga 2 meter. Ditambah lagi angin kencang yang sering terjadi tiba-tiba sehingga sulit mencari tempat yang aman di laut lepas.
Para nelayan tradisional di pesisir Selatan Malaka, mengharapkan kondisi cuaca tidak bersahabat segera akan berakhir. Karena terhentinya aktivitas ratusan nelayan tradisional itu sangat mempengaruhi terhadap harga ikan segar.
Lebih-lebih lagi untuk kehidupan ekonomi nelayan kecil itu cukup terasa. Karena walaupun pendapatan dari aktivitas mencari ikan laut terkendala cuaca, tapi pengeluaran untuk kebutuhan nafkah keluarga termasuk biaya sekolah anak-anak tidak dapat dihindari.
"Bukan saja warga daratan membeli ikan laut segar dengan harga tinggi, juga pendapatan nelayan kecil juga terhenti karena sulit turun berlayar," tambah Mukhtar, nelayan di Desa Pusing, Kematian Kembang Tanjung, Kabupaten Pidie.
(Z-9)
Hal itu mengundang perhatian publik, apakah ada permainan pasar atau kebijakan PT Pertamina mengurangi pasokan bahan bakar gas bersubsidi itu untuk masyarakat.
Di Desa Ceurih Kupula, Desa Pulo Tunong, Desa Mesjid Reubee dan Desa Geudong, puluhan ha lahan sawah mengering. Lalu tanah bagian lantai rumpun padi pecah-pecah.
SEORANG mahasiswa asal Medan, Muhammad Iqbal, 19, ditemukan meninggal dunia setelah hilang terseret ombak saat berenang di Pantai Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar.
KEBAKARAN lahan melanda dua gampong (desa) di Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh. Total lahan yang terbakar sejak sepekan terakhir seluas 12 hektare.
Dari jumlah jemaah asal Aceh kali ini (tahun 2025), 4.378 orang, sebanyak 12 di antaranya telah wafat di Arab Saudi.
Muslim, penjaga rumah Cut Meutia, mengaku telah berulang kali melaporkan kondisi kerusakan parah pada beberapa bagian bangunan Rumah Cut Meutia.
“Diduga ledakan terjadi karena gesekan serbuk korek api saat bom ikan dirakit dalam botol saus tomat, hingga memicu percikan api,”
PENURUNAN permukaan tanah dan kenaikan permukaan laut menyebabkan migrasi besar-besaran para nelayan dari Pantura, khususnya daerah Indramayu, Cirebon, dan Tegal ke Jakarta.
Enam nelayan itu dilaporkan hilang sejak 15 Mei 2025 saat menangkap ikan mengunakan KM Berkat Baru di perairan selatan Pulau Rote.
AKTIVITAS penangkapan ikan mengunakan bahan peledak masih terus berlangsung di perairan Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Para nelayan di wilayah terdampak mengatakan kekhawatiran mereka terhadap kondisi cuaca yang memburuk.
BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti Perahu Nelayan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved