Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Penumpukan Material Sisa Erupsi Marapi Masih Besar, Potensi Bencana Susulan Cukup Tinggi

Yose Hendra
18/5/2024 21:00
Penumpukan Material Sisa Erupsi Marapi Masih Besar, Potensi Bencana Susulan Cukup Tinggi
Gunung Marapi melontarkan batu pijar saat erupsi terlihat dari Posko 3 Batang Silasiah, Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat(ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

GUBERNUR Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah mengimbau masyarakat sekitar daerah aliran sungai yang berdekatan dengan Gunung Marapi tetap waspada. Mengingat, masih terdapat potensi intensitas hujan tinggi.

Berdasarkan pantauan drone Balai Wilayah Sungai Sumatera V, terdapat penumpukan material sisa erupsi dalam jumlah besar di lereng Gunung Marapi. Ketika intensitas hujan tinggi, material itu bisa turun seketika sehingga berpotensi menyebabkan banjir bandang susulan.

"Masyarakat kita minta tetap waspada sebab potensi bencana susulan itu masih ada," tegas Mahyeldi, kemarin.

Baca juga : 62 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Ia mengaku, untuk menyikapi hal tersebut pemerintah melalui Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tengah berupaya untuk memitigasi potensi tersebut. Salah satunya dengan melakukan modifikasi cuaca.

Kepala UPTD PSDA Wilayah Utara Sumbar, Hendry Yuliandra menyebut, hamparan material sisa erupsi tersebut berada sekitar 3 kilometer di atas pemukiman penduduk di Jorong Pagu-Pagu, Kenagarian Pandai Sikek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar.

"Pembersihan tidak bisa dilakukan karena alat berat kita tidak bisa naik, kecuramannya tajam," ungkap Hendry Yuliandra.

Baca juga : Korban Tewas Banjir Bandang Lahar Dingin Gunung Marapi Sumbar Jadi 67 Orang

Disebutkannya, jalur itu merupakan hulu dari sungai yang bermuara ke Batang Anai. Dengan itu, maka potensi banjir bandang melewati Lembah Anai bisa kembali terjadi.

“Ini muaranya juga Batang Anai, kalau material itu disiram hujan lebat, bisa memicu banjir bandang lagi,” ungkapnya.

Diketahui, untuk memitigasi potensi tersebut BMKG dan BNPB menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah langit Sumatra Barat. Tujuannya untuk menyemai awan hujan sebelum memasuki wilayah bencana.

Sebanyak 15 ton garam disiapkan untuk disemai sebanyak tiga kali sorti penerbangan dalam satu hari dan berlangsung dalam beberapa hari ke depan.

Operasi TMC merupakan cara modifikasi cuaca dengan menabur zat NaCl di langit menggunakan pesawat dan dianggap paling efektif untuk mengendalikan potensi awan hujan. (Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya