Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Mayoritas Bahan Baku Talas Bogor Ternyata Dipasok dari Flores

Palce Amalo
27/3/2024 07:45
Mayoritas Bahan Baku Talas Bogor Ternyata Dipasok dari Flores
Ilustrasi - Bahan baku untuk kripik talas yang dijadikan oleh-oleh khas Bogor, ternyata didatangkan dari Flores, NTT.(Freepik)

MAYORITAS bahan baku untuk produksi Talas Bogor, oleh-oleh khas dari Kota Bogor, Jawa Barat, ternyata didatangkan dari Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Penjabat Bupati Nagekeo Raimundus Nggajo mengatakan pengiriman talas dari Nagekeo dan kabupaten lainnya di Flores dilakukan setiap minggu. 

"Namanya Talas Bogor, padahal talasnya dari Flores, satu kali pengiriman setiap minggu 10 ton," kata Raimundus Nggajo, Rabu (27/3).

Baca juga : Pondok Pesantren Wali Sanga Kuatkan Toleransi Umat Beragama di Flores

Daerah ini juga memiliki potensi pisang, durian, jagung, padi, kelapa, dan mangga yang lumayan besar.  

Sejak lama, Nagekeo dan kabupaten lainnya di Flores memasok pisang ke Jawa melalui Surabaya, Jawa Timur. Produksi pertanian sebesar itu dimanfaatkan menjadi peluang ekonomi  untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

Apalagi proyek pembangunan Bendungan Lambo di Kecamatan Aesesa Selatan diprediksi mengairi lahan persawahan seluas 4.966 hektare, bakal menjadikan Nagekeo sebagai salah satu daerah penyuplai beras terbesar di Flores. Saat ini, produksi padi di Nagekeo sebesar 22.000 ton per tahun dengan jumlah penduduk 166.000 orang.

Baca juga : Festival Kopi Media Indonesia Angkat Keunggulan Kopi Konservasi Nusantara

Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTT Agus Sistyo Widjajati menggelar High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi  Daerah (TPID) di Kantor Bupati Nagekeo di Mbay, Selasa (26/3).

Pertemuan ini dihadiri pimpinan cabang perbankan di daerah itu serta para kepala dinas, yang dilanjutkan dengan kunjungan ke sejumlah usaha mikro seperti usaha tenun ikat, ayam pedaging, dan pusat oleh-oleh khas Nagekeo.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTT Agus Sistyo Widjajati menekankan kesejahteraan petani dan peningkatan produktivitas pangan di Nagekeo  sangat penting untuk menjamin ketahanan pangan sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Baca juga : Lapis Bogor Sangkuriang dan IPB Kolaborasi Pemberdayaan Ekonomi Petani Talas

Antara lain musim tanam padi yang biasanya dua kali setahun, diusahakan agar menjadi tiga kali setahun. "Itu perlu cara-cara bertanam yang lebih baik. Karena  itu butuh pendampaingan dan sehingga produktivitasnya lebih baik lagi," kata Agus Sistyo WIdjajati.

Menurutnya, kunjungan ke Nagekeo untuk melihat dari dekat situasi pertanian dan peternakan di daerah itu. "Kita mencoba melihat situasi apakah petani di sini sudah menerima kesejahteraan yang layak," ujarnya.

Dari pertemuan itu juga terungkap sebanyak 85% tenaga kerja di Nagekeo adalah lulusan SD hingga SMA "Ini sangat memengaruhi strategi mendorong pertumbuhan ekonomi," jelasnya.

Pasalnya, pekerja dengan tingkat pendidikan rendah, tidak mungkin menerima pengetahuan terhadap cara-cara bertanam atau beternak  mengunakan teknologi maupun inovasi-inovasi  yang baru, belum termasuk budaya kerja yang juga tidak mudah diubah dalam waktu yang singkat.

Karena itu, Agus menginginkan agar ada orang-orang muda yang akan mendampingi dan memberikan informasi kepada para petani terutama mengenai cara-cara pengunaan teknologi yang baru, yang terkait dengan peningkatan produktivitas pertanian tersebut. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya