Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Sejumlah Organisasi Bantu Pemulihan Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi

Fransiskus Gerardus Molo
22/2/2024 21:14
Sejumlah Organisasi Bantu Pemulihan Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi
Distribusi bantuan di Kantor Desa Dulipali.(MI/Fransiskus Gerardus Molo)

UNTUK mendukung pemulihan bencana erupsi Gunung Lewotobi, sejumlah organisasi lintas wilayah berkolaborasi untuk melakukan distribusi bantuan kebutuhan dasar dan kegiatan psikososial untuk 474 keluarga terdampak dari Desa Dulipali dan Desa Klatanlo. 

Aksi kolaborasi lintas organisasi yang digelar selama sepekan pada awal Februari 2024 itu dimaksudkan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan dasar warga terdampak yang baru saja dipulangkan pemerintah setelah lebih dari sebulan terpaksa menempati posko pengungsian sejak erupsi bermula. Organisasi-organisasi yang terlibat di dalamnya terdiri dari Yayasan IDEP Selaras Alam dari Bali, Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) dari Flores Timur, dan Circle of Imagine Society (CIS) Timor dari Kupang. Ketiganya didukung Save the Children Indonesia, OctaFX, dan Give2Asia.

Bantuan kebutuhan dasar tadi diterima setiap keluarga dalam bentuk paket Ember Keluarga (family buckets). Paket ini berisi makanan, minuman, dan kebutuhan sanitasi yang meliputi beras, minyak goreng, telur, gula, kopi, sikat dan pasta gigi, pembalut, dan ember. Setiap keluarga menerima satu paket yang diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka selama lebih kurang 1-2 pekan. 

Baca juga : BNPB Salurkan Sembako Hingga Masker Untuk Pengungsi Gunung Lewotobi

Dibantu oleh staf desa, distribusi Ember Keluarga tersebut dilakukan di kantor desa Dulipali untuk 188 keluarga. Sementara di Desa Klatanlo, distribusi dilakukan untuk 286 keluarga.

Erupsi Gunung Lewotobi yang berlangsung sejak awal Januari 2024 telah memaksa lebih dari 6 ribu warga mengungsi. Ada sekitar tujuh desa dari dua kecamatan di Kabupaten Flores Timur yang terdampak akibat erupsi Gunung Lewotobi. Desa yang terdampak antara lain Desa Nobo, Dulipali, Nurabelen, Boru, Nowokote, Hokeng Jaya, dan Desa Klatanlo.

"Ketika terjadi erupsi kami panik. Ada rasa takut dan baru pertama kali mengalami erupsi yang sebesar ini. Tidak sama dengan erupsi sebelumnya. Paling berat yang kami rasakan ialah kehilangan mata pencaharian secara ekonomi, ada tanggungan yang tidak sedikit di luar kebutuhan makan sehar-hari, ada registrasi anak masuk sekolah, dan biaya sehari-hari untuk dia sekolah. Pulang dari mengungsi, semua orang mengalami kondisi yang sama secara ekonomi. Desa Dulipali dan Klatanlo bahkan masuk daerah rawan bencana. Radius desa kami itu dari gunung 3,8 kilometer," ungkap Maria Rasdiana Hasulie, 52, salah satu penerima paket bantuan.

Baca juga : Tumbuh Melambat, Penjualan Eceran Desember Ditopang HKBN dan Nataru

Erupsi ini tidak hanya menimbulkan ancaman langsung dari material erupsi dan aliran piroklastik, tetapi juga berdampak serius terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat, terutama warga yang tinggal di daerah kawasan rawan bencana (KRB). Desa Dulipali di Kecamatan Ile Bura dan Desa Klatanlo di Kecamatan Wulanggitang ialah dua desa yang termasuk di dalam kawasan tersebut.

Berjarak sekitar kurang dari 5 kilometer dari Gunung Lewotobi, potensi bahaya erupsi dan banjir lahar dingin masih cukup besar. Dengan demikian, keselamatan warga setempat masih perlu menjadi perhatian utama.

Kendati para pengungsi erupsi Gunung Lewotobi sudah kembali ke rumah masing-masing, sebagian warga yang tinggal dalam radius erupsi seperti Maria dan keluarganya masih tetap waspada. Terutama jika hujan deras, mereka masih harus mengungsi ke tempat lain untuk berjaga-jaga dan memastikan keselamatan keluarga masing-masing.

Baca juga : Setelah BSD City, The Leaf Resto Hadir di PIK

Selain menyasar keluarga secara umum, anak-anak mendapat perhatian khusus dalam aksi kolaborasi lintas organisasi ini. Karena itu, sembari orangtua menerima paket Ember Keluarga, anak-anak mereka diajak untuk terlibat dalam sejumlah kegiatan psikososial.

Dalam kegiatan ini, anak-anak dari Kelompok Belajar dan Taman Kanak-Kanak di dua desa tadi diajak untuk bermain sekaligus belajar tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Tujuannya mengajak anak-anak dalam meningkatkan kepedulian mengenai kebersihan dan kesehatan yang ada di lingkungan masing-masing dan diri sendiri.

"Kegiatan distribusi ini merupakan bentuk dukungan dan bantuan bagi penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Kami tim dari IDEP dan mitra telah melakukan asesmen ke dua desa yakni Dulipali dan Klatanlo untuk menganalisa kebutuhan dan mendata jumlah penyintas. Dari situ kami mulai mendistribusikan bantuan bahan makanan dan peralatan kebersihan pribadi, promosi kesehatan kepada anak, serta pendidikan kebencanaan melalui fun games," terang Putu Suryawan Nadi selaku Koordinator Program IDEP.

Simulasi kebencanaan juga dipraktikkan bersama anak-anak sehingga mereka dapat mengetahui yang harus dilakukan ketika terjadi bencana gempa bumi atau bencana yang lain. Mereka juga diajak untuk belajar tentang penanggulangan bencana di level yang paling sederhana, melindungi kepala dan masuk ke kolong meja ketika berada di dalam ruangan, atau mencari tempat yang lebih tinggi ketika terjadi bencana banjir. Rangkaian kegiatan psikososial ini juga menjadi jembatan kerinduan bagi para guru dan murid yang sudah lebih dari satu bulan masih belum memulai kegiatan belajar-mengajar di ruang kelas. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya