Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEBUAH spanduk terpampang di salah satu baliho besar yang berada di Jalan Gejayan atau Jalan Affandi, Sleman, Yogyakarta. Spanduk yang berjudul Nawa Bencana Jokowi tersebut menjadi latar dari aksi mahasiswa dari berbagai universitas di DIY, Senin (12/2) sore.
Nawa Bencana Jokowi berisi 9 poin. Satu, memerosotkan demokrasi, melanggengkan represi. Dua, merawat nepotisme, menerabas konstitusi. Tiga, menghancurkan bumi, melestarikan eksploitasi. Empat, merusak Indonesia dari pinggiran.
Lima, disfungsi pemberantasan korupsi. Enam, biaya pendidikan naik, rakyat tercekik. Tujuh, kerja, kerja, kerja, dikerjain! Delapan, PSN: Proyek Sengsara Nasional. Sembilan, food estate: menyongsong katastrofi pangan.
Baca juga : Akademisi UIN Sunan Kalijaga Desak Presiden Joko Widodo Jadi Teladan Bawahannya
Aksi mahasiswa yang diberi nama Gejayan Kembali Memanggil tersebut disuarakan oleh ribuan mahasiswa. Mereka berkumpul di Bundaran UGM dan berjalan kaki menuju Simpang Tiga Gejayan untuk melakukan orasi.
Salah satu peserta aksi, Nugroho mengatakan, dirinya mengikuti aksi ini karena melihat, negara sudah tidak baik-baik saja karena penguasa menggunakan berbagai cara untuk mempertahankan kekuasaannya.
"Ini yang kemudian perlu kita ingatkan melalui aksi ini, " kata dia.
Baca juga : Jokowi di Antara Chief dan ‘Thief’ of State
Seruan moral yang sudah disampaikan para guru besar dan sivitas akademika di berbagai kampus makin menguatkan para mahasiswa untuk menggelar aksi tersebut. Aksi ini adalah kesadaran untuk bersama sama membunyikan alarm demokrasi.
(Z-9)
Kenapa mereka berani mengusutnya? Apakah memang penegak hukum sudah kembali ke jalur yang semestinya dalam menegakkan hukum.
Atas tujuan apa sebenarnya Mendagri memutuskan Sumut menjadi pemilik baru empat pulau itu? Adakah agenda tersembunyi baik ekonomi atau politik?
Apakah itu juga pertanda inilah akhir episode 'petualangan' politik Jokowi pascalengser dari kursi kekuasaan yang sebelumnya sarat dengan cawe-cawe?
Apa sebenarnya motif Ade Armando menyatakan Gibran adalah wapres terbaik yang dimiliki Indonesia? Tes ombakkah? Atau, jangan-jangan ada tujuan politik tertentu.
Mampukah dia membesarkan PSI yang katanya partai anak muda itu? Atau sebaliknya, setelah tak lagi berkuasa, pengaruhnya bakal meredup untuk membesarkan PSI?
Ada spekulasi bahwa Presiden Prabowo Subianto yang memerintahkan. Benarkah?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved