Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
KELUARGA besar keturunan (Trah) Sultan Hamengkubuwono II (Sultan HB II) terus berupaya agar Pemerintah Kerajaan Inggris dapat mengembalikan harta dan benda-benda bersejarah milik Sultan HB II yang dirampas Inggris saat Geger Sepehi 1812.
"Trah Sultan HB II akan terus memperjuangkan dikembalikannya harta milik Keraton Yogyakarta di saat pemerintahan Sri Sultan HB II kepada kami sebagai ahli warisnya," kata Fajar Bagoes Poetranto pihak yang mewakili keluarga besar Trah Sultan HB II dalam keterangannya, Rabu (14/11).
Ditegaskan Bagoes kembali bahwa pihak Kerajaan Inggris harus bertanggung jawab untuk kembalikan 7.500 manuskrip yang ada di berbagai museum di London Inggris.
"Aset manuskrip harus dikembalikan dalam bentuk aslinya kepada keluarga Sri Sultan HB II yang notabene pemilik sah dan merupakan hak intelektual atas karya karya manuskrip tersebut," tegasnya.
Bagoes juga menyinggung soal rencana kunjungan Pangeran Edward adik dari Pangeran Charles III yang rencana akan melakukan Royal Visit ke Indonesia pada November 2023. Kunjungan ini bertujuan untuk mendorong pemberdayaan anak-anak muda di Indonesia.
"Intinya apapun keinginan yang dibawa Kerajaan Inggris melalui Pangeran Edward percuma saja jika belum menyelesaikan peristiwa perampasan atau perampokan aset-aset Keraton Yogyakarta pada peristiwa Geger Sepehi 1812 silam," tegas dia.
Bagoes meminta pertanggung jawaban dan permohonan maaf secara terbuka dari pihak Kerajaan Inggris kepada bangsa Indonesia dan pihak Keraton Yogyakarta khususnya melalui pertemuan dengan Pangeran Edward.
Di samping itu, Bagoes sangat berharap kepada generasi milenial untuk ikut peduli dengan persoalan sejarah bangsa khusunya terhadap nilai nilai anti kolonialisme Sri Sultan Hamengkubuwono II.
"Saya mengajak generasi milenial janganlah kita melupakan pengorbanan darah dan nyawa dari para pejuang di negeri ini dalam mencapai Kemerdekaan dari para penjajah," katanya.
Bagoes juga menyebutkan jika Pemerintah saat ini belum mampu menagih janji pihak Inggris, Dia sangat berharap Capres Dan Cawapres 2024 tidak melupakan sejarah dan peran serta Keraton Yogyakarta dalam sejarah Kemerdekaan Indonesia.
"Kami berharap kepada Capres Dan Cawapres 2024 dapat lebih peduli dengan keberadaan aset Sultan HB II yang dirampas pihak Inggris saat Geger Sepehi 1812. Sebab, bagaimanapun aset tersebut sangat bernilai terhadap sejarah masa pemerintahan Sultan HB II," kata Bagoes.
baca juga: Trah Sultan HB II Terus Berjuang untuk Gelar Pahlawan Nasional
"Dan tentu juga bernilai dengan sejarah perjalanan Negara Indonesia. Peran Keraton terhadap perjalanan Negara ini juga sangat besar. Ikut melawan penjajah," lanjutnya.
Bagoes meminta masyarakat jangan lupakan sejarah dan perjuangan para raja dan rakyat Yogyakarta dalam menghadapi penjajah. "Hargai perjuangan dan nyawa rakyat Yogyakarta yang gugur di masa perang dahulu," tegas Bagoes.
Trah Sri Sultan HB II berhak meminta aset milik Keraton Yogyakarta di saat Sultan HB II menjadi raja Yogyakarta. Seperti diungkapkan oleh Peter Carey, sejarawan dari Inggris beberapa waktu lalu, aset yang diambil berupa perhiasan dan emas 350 kg. Selain itu juga naskah kuno atau manuskrip, dan artefak terkait Keraton Yogyakarta yang sangat bernilai sejarah tinggi.
Dan, ditegaskan Bagoes, terkait jumlah yang diklaim Peter Carey nanti akan dibuktikan. "Ya nanti kita buktikan soal kepemilikan dan jumlah emas 350 kg itu, tidak sekarang, ada waktu yang tepat. Saat ini yang paling penting juga adalah Kerajaan Inggris harus meminta maaf kepada anak dan keturunan Sri Sultan Hamengkubuwono II pada peristiwa Geger Sepehi 1812," tegas dia.
Dari sekitar 7500 manuskrip Keraton Yogyakarta yang dibawa ke Inggris antara lain manuskrip Serat Keramat Kangjeng Kyai Suryorojo digubah Sultan Hamengkubuwana II yang memaparkan masa melawan penjajahan.(N-1)
Sangat dimungkinkan Serat Witaradya ini ditulis pujangga besar tanah Jawa, Raden Ngabehi Ranggawarsita pada tahun 1863 Masehi.
Menemukan kembali Indonesia jelas penting di tengah kuatnya arus globalisasi dan disrupsi yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan bangsa.
Museum NTB menyimpan 1.275 manuskrip yang terdiri dari 400-an judul. Mayoritas bahan naskah kuno hingga lebih dari 90 persen dari total koleksi terbuat dari bahan lontar.
Kemudian pihak museum melakukan kajian terhadap naskah-naskah kuno tersebut agar pesan yang terkandung di dalamnya bisa sampai dan dipahami oleh generasi sekarang.
Trah Sultan Hamengkubuwono (HB) II meminta pemerintah mendukung upaya pengembalian aset-aset dan manuskrip milik HB II yang dirampas Inggris saat peristiwa Geger Sepehi pada 1812.
UPAYA Keturunan (trah) Sri Sultan Hamengkubuwono II untuk mendapatkan manuskrip asli dan harta benda milik HB II yang dirampas saat peristiwa Geger Sepehi pada 1812 terus dilakukan.
PENELITI senior BRIN Lili Romli menyayangkan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon tentang tidak adanya bukti yang kuat terjadinya pemerkosaan massal pada Mei 1998.
Menurutnya, pengingkaran terhadap peristiwa tersebut adalah bentuk penghapusan jejak sejarah Indonesia.
Proyek penyusunan ulang sejarah Indonesia ini sangat problematik dan potensial digunakan oleh rezim penguasa untuk merekayasa dan membelokkan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim.
Pegiat HAMĀ Perempuan Yuniyanti Chizaifah menegaskan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut tidak ada pemerkosaan terhadap perempuan etnis Tionghoa dalam tragedi Mei 1998
Djarot mengatakan penulisan sejarah seharusnya berdasarkan fakta, bukan berdasarkan kepentingan politik. Maka dari itu, ia mengingatkan agar sejarah tidak dimanipulasi.
KETUA DPR RI Puan Maharani menanggapi rencana Kementerian Kebudayaan untuk menjalankan proyek penulisan ulang sejarah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved