Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Gerakan Revolusi Hijau Kalsel Berkontribusi Perbaikan Kualitas Lingkungan

Denny Susanto
22/8/2023 12:34
Gerakan Revolusi Hijau Kalsel  Berkontribusi Perbaikan Kualitas Lingkungan
Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya menyaksikan penanaman pohon dalam program Revolusi Hijau di Kalimantan Selatan(MI/Denny Susanto)

GERAKAN Revolusi Hijau yang digalakkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sejak 2017 silam merupakan salah satu keberhasilan pembangunan bidang kehutanan di wilayah tersebut.

Bahkan menjadi percontohan gerakan penghijauan di Indonesia. Gerakan penanaman atau penghijauan secara besar-besaran dengan melibatkan semua unsur pemerintah, swasta dan masyarakat ini telah berkontribusi besar pada perbaikan kualitas lingkungan.

Keberhasilan ini pun mendapat apresiasi tinggi dari pemerintah pusat. Bahkan Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat penanggulangan
kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Istana Negara tahun 2019 lalu, mengatakan program penghijauan di Kalsel layak untuk dijadikan contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia.

Revolusi Hijau menjadi faktor utama berkurangnya luas lahan kritis di Kalsel secara signifikan. Mengacu pada data luas lahan kritis
yang dikeluarkan Kementerian LHK, pada tahun 2013 luas lahan kritis di Kalsel tercatat seluas 642.580  hektare. Pada 2018 luas lahan kritis berkurang menjadi 511.594 hektare dan data terakhir tahun 2022 luas lahan kritis di Kalsel berkurang menjadi 458.478  hektare.

"Gerakan revolusi hijau telah memberikan kontribusi postif dalam pengurangan lahan kritis. Sebelumnya kegiatan rehabilitasi lahan kritis di Kalsel hanya sekitar 2000-an hektare per tahun. Dengan gerakan revolusi hijau penanaman pohon setiap tahunnya mencapai 20 ribu hingga 30 ribu hektare," ungkap Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Fatimatuzzahra.

Sejak dicanangkan hingga kini Revolusi Hijau telah berhasil menanam dan membagikan bibit seluas 142 ribu hektare lebih di 13 kabupaten/kota.

Kegiatan penanaman dilakukan dengan skema rehabilitasi hutan dan lahan, Rehab DAS PPKH, reklamasi hutan, KBR, KBD, forest city,
penghijauan lingkungan, industri menanam, perhutanan sosial dan lainnya. Serta perlibatan pemda dan masyarakat hingga tingkat tapak di 1.872 desa dan kelurahan yang ada di Kalsel.


Perbaikan kualitas lingkungan hidup

Keberhasilan lain dari gerakan Revolusi Hijau adalah membaiknya kualitas lingkungan hidup Provinsi Kalsel yang masuk kategori sangat baik dengan nilai IKLH pada 2022 sebesar 71,97. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana, mengatakan sebelumnya pada 2021 IKLH Kalsel mencapai angka 70,92 atau naik dari 2020 sebesar 68,43.

Ada beberapa parameter penilaian dalam IKLH ini meliputi indek kualitas air (IKA), indeks kualitas air laut (IKAL), indeks kualitas udara (IKU), indeks kualitas lingkungan (IKL) dan indeks kualitas ekosistem gambut (IKEG).

Kalsel sendiri menghadapi beragam permasalahan dan tantangan bidang lingkungan seperti kondisi pencemaran air berupa kadar ecoli yang
tinggi dan sampah rumah tangga. Tugas dan pekerjaan lingkungan hidup tak bisa hanya dikerjakan secara parsial, melainkan lintas sektor dalam pembangunan dan pencegahan terhadap pencemaran serta kerusakan lingkungan.

baca juga: Karhutla Mulai Meluas Di Sejumlah Titik di Palangka Raya

Indikator lain yang perlu menjadi perhatian adalah masalah ekosistem gambut yang sebagian dalam kondisi rusak, sehingga rawan terbakar saat kemarau. Sementara indeks tutupan lahan juga harus mendapat prioritas karena luas lahan kritis masih cukup luas, meski gerakan Revolusi Hijau cukup berhasil.

Keberhasilan gerakan Revolusi Hijau ini tidak lepas dari peran besar DR Hanif Faisol Nurofiq saat menjabat Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel waktu itu. Melalui gagasan dan kerja kerasnya yang dituangkan dalam Perda nomor 7 tahun 2018 Gerakan Revolusi Hijau berhasil memasifkan gerakan bertagline "menanam, menanam dan menanam untuk anak cucu dan masa depan".

Kini dengan jabatan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),
diharapkan dirinya mampu menciptakan Revolusi Hijau lebih masif dan lebih luas untuk Indonesia. (N-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya