Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KEMATIAN gajah sumatra kembali terjadi di Provinsi Riau. Seekor anak gajah ditemukan mati pada Sabtu, (12/8) karena diduga terserang virus.
Satwa dilindungi itu terancam punah karena populasinya terus berkurang setiap tahun. Anak gajah sumatra bernama Rizki tersebut ditemukan mati di Pusat Konservasi Gajah, Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasim, Kabupaten Siak.
Tim medis sempat memberikan pengobatan dan merawat Rizki. Namun, hewan betina berumur tiga tahun iti tidak tertolong karena kondisi fisiknya terus melemah.
Baca juga: Perburuan Liar Terus Terjadi, Gajah Sumatra Terancam Punah di Riau
Tim dokter hewan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau langsung melakukan bedah organ dalam atau nekropsi untuk menyelidiki penyebab kematian. Menurut dokter, ditemukan pembengkakan di bagian mata, pendarahan lambung, paru-paru, limpa dan usus besar.
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyimpulkan sementara anak gajah mati karena terserang virus Elephant Endotheliotropic Herves.
Baca juga: Bayi Gajah Sumatra Ditemukan Mati di Perkebunan Sawit
Populasi Menurun
Sementara itu, Populasi gajah Sumatera terus menurun. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memperkirakan jumlah gajah Sumatera di habitat aslinya Provinsi Riau tersisa hanya 200 hingga 300 ekor.
Selama delapan tahun terakhir, ditemukan 28 kasus kematian hewan dilindungi ini. Atau kematian gajah rata-rata 2 hingga 3 ekor per tahun.
Sebagian besar gajah Sumatera mati mengenaskan karena dibunuh dengan cara diracun. Oknum warga memburu satwa endemik ini untuk diambil gadingnya. Gajah liar juga dibunuh karena dianggap hama bagi sebagian petani kelapa sawit.
(MGN/Z-9)
Anak Gajah Sumatra Mati di Taman Hutan Raya Riau
Fitra Asrirama AMD A
KEMATIAN gajah sumatra kembali terjadi di Provinsi Riau. Seekor anak gajah ditemukan mati pada Sabtu, (12/8) karena diduga terserang virus.
Satwa dilindungi itu terancam punah karena populasinya terus berkurang setiap tahun. Anak gajah sumatra bernama Rizki tersebut ditemukan mati di Pusat Konservasi Gajah, Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasim, Kabupaten Siak.
Tim medis sempat memberikan pengobatan dan merawat Rizki. Namun, hewan betina berumur tiga tahun iti tidak tertolong karena kondisi fisiknya terus melemah.
Tim dokter hewan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau langsung melakukan bedah organ dalam atau nekropsi untuk menyelidiki penyebab kematian. Menurut dokter, ditemukan pembengkakan di bagian mata, pendarahan lambung, paru-paru, limpa dan usus besar.
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyimpulkan sementara anak gajah mati karena terserang virus Elephant Endotheliotropic Herves.
Populasi Menurun
Sementara itu, Populasi gajah Sumatera terus menurun. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memperkirakan jumlah gajah Sumatera di habitat aslinya Provinsi Riau tersisa hanya 200 hingga 300 ekor.
Selama delapan tahun terakhir, ditemukan 28 kasus kematian hewan dilindungi ini. Atau kematian gajah rata-rata 2 hingga 3 ekor per tahun.
Sebagian besar gajah Sumatera mati mengenaskan karena dibunuh dengan cara diracun. Oknum warga memburu satwa endemik ini untuk diambil gadingnya. Gajah liar juga dibunuh karena dianggap hama bagi sebagian petani kelapa sawit.
(MGN/Z-9)
Gajah yang ditemukan mati tersebut berjenis kelamin betina, berumur berkisar tujuh hingga delapan tahun dengan berat badan sekitar satu ton
GAJAH Sumatra (Elephas Maximus Sumatranus) bernama Rimbani berumur 8 tahun ditemukan mati di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Kabupaten Pelalawan, Riau.
Ia menuturkan berbagai aspek sedang ditelaah, terkait habitat, ekologi hingga aspek sosial.
Dia menilai sikap mencintai hewan yang dimiliki Presiden Prabowo ini menjadi teladan bagi masyarakat. Hal ini lantaran kehadiran hewan atau satwa merupakan bagian dari ekosistem.
Keberhasilan satwa hamil hingga melahirkan membuktikan TWA Buluh Cina masih kondusif untuk mendukung kelestarian satwa yang dilindungi
Kelompok masyarakat tersebut kini mendapatkan solusi jangka panjang mengatasi persoalan gajaH, yakni dengan menjalankan program agroforestri.
Terungkapnya perdagangan bagian satwa di lindungi berupa sisik terenggiling (Manis javanica), bermula dari penggalian data dan informasi di media sosial.
Dalam kegiatan tersebut, ditemukan akun Facebook atas nama “Thamrin MD” yang memposting spesimen kupu-kupu dan kumbang berbagai jenis yang merupakan satwa liar dilindungi
Pelaku berinisial RZ (40) warga Pandam, Jorong Anak Aia Dadok, Kecamatan Lubuk Basung ditangkap ketika akan menjual sisik trenggiling (manis javanica) seberat 1,5 kilogram pada Sabtu (28/6).
Peneliti IPB University Nyoto Santoso mengatakan bahwa lutung sentarum, yang merupakan primata endemik Kalimantan, hingga kini belum termasuk dalam mandat pengelolaan BBTNBKDS.
BALAI Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mendapatkan laporan dari pihak pengelola Lembaga Konservasi (LK) Kasang Kulim terkait kelahiran satwa langka hampir punah, orangutan.
DIREKTORAT Reserse Kriminal Umum Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menetapkan JS, 46, agen gas bersubsidi sebagai tersangka kasus kepemilikan satwa dilindungi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved