Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MEMULAI sebuah bisnis tidak bisa asal-asalan, harus didasari riset yang
matang, termasuk dalam bisnis Pertashop.
Pemilik Pertashop 4P55522 di Jl Pondok Raya, Condongcatur, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kuwat menceritakan, bisnisnya sudah berjalan 1,5 tahun. Ia membuka Pertashop karena lokasi SPBU di daerahnya masih jauh, sehingga banyak warga kesulitan untuk mendapatkan BBM.
"Sebelum adanya Pertashop, masyarakat di wilayah sini kebanyakan beli BBM di pengecer tidak resmi karena SPBU terdekat sejauh 3 km," paparnya.
Dia mengaku telah melakukan riset terlebih dulu terhadap lokasi
yang akan dipilih. Lokasi Pertashopnya berada di jalan kabupaten yang
padat penduduk dan banyak diakses oleh masyarakat.
Selain itu, dirinya juga telah menghitung berapa lama investasinta bisa
kembali. "Hitungan saya, modal investasi bisa kembali dalam waktu lima
tahun kalau bisa menjual 1.500 liter per hari," tambah Kuwat.
Minimarket
Ia pun berpikir, keuntungan yang didapat bisa lebih banyak jika Pertashop miliknya tidak hanya menjual BBM nonsubsidi. Oleh sebab itu, ia juga membuka gerai minimarket dan isi angin nitrogen. Keberadaan keduanya juga menjadi keunggulan Pertashop di Caturtunggal.
"Saya berpikiran, masyarakat wilayah ini bisa semakin nyaman ketika
berkunjung ke Pertashop. Kami menyediakan minimarket dan tambal ban
nitrogen di Pertashop ini," katanya.
Per harinya, Pertashop Caturtunggal yang buka dari 6 pagi sampai 10 malam ini bisa menjual BBM jenis Pertamax sebanyak 2.300 Kiloliter (KL). Bahkan ketika harga Pertamax mencapai Rp14 ribu, ia masih mampu menjual 2.000-an liter per hari.
Kuwat menyadari bahwa outlet minimarket dan tambal ban nitrogen bisa
menguntungkan bisnisnya selain Pertashop. Kedua bisnis ini menambah
keuntungan Pertashop sebanyak 10%.
Salah seorang pembeli, Agnata Ranu B menyampaikan, dirinya biasa membeli Pertamax di Pertashop tersebut lantaran lokasinya dekat dengan rumah dan tidak perlu antre panjang. "Saya membeli Pertamax sebelum berangkat bekerja."
Warga Kelurahan Caturtunggal, Zaki mengungkapkan, dirinya merasa terbantu dengan keberadaan Pertashop, karena tidak perlu jauh mencari SPBU. "Di Pertashop ini, saya bisa membeli BBM dengan aman karena produknya terjamin dari Pertamina."
Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho mengungkapkan, saat ini terdapat 140 Pertashop di DIY yang menjual Pertamax dan Dexlite.
"Pertamina Patra Niaga sedang mengembangkan dan menyosialisasikan agar
Pertashop menambahkan bisnis selain non-fuel retail (NFR) atau bisnis
non-BBM ritel di dalam Pertashop mereka," papar dia. (N-2)
Disparitas harga antara pertamax dan pertalite yang semakin menyempit itu dapat mengalihkan perhatian konsumen dalam mendapatkan BBM.
Ribuan pemilik Pertashop gulung tikar, tagih janji disparitas harga BBM ke DPR
Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI) ingin memperjuangkan kesetaraan harga bahan bakar dan dapat menjual bahan bakar subsidi atau pertalite.
Sebagai program kemitraan Pertamina, Pertashop memang legal karena menjadi lembaga penyalur resmi sekaligus kepanjangan tangan Pertamina yang menjangkau langsung ke masyarakat.
ANGGOTA Komisi VII DPR RI Mulyanto mengaku keberatan apabila pemerintah mengizinkan PT Pertamina menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di Pertamina Shop (Pertashop).
Dengan Pertashop, masyarakat desa dan kawasan terpencil memiliki akses terhadap BBM sebagai komoditas primer, sehingga hal itu menunjukkan negara dan BUMN hadir untuk memberikan energi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved