Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Luas Lahan Kritis di Kalimantan Selatan Terus Berkurang

Denny Susanto
14/4/2023 19:18
Luas Lahan Kritis di Kalimantan Selatan Terus Berkurang
Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor mengunjungi sejumlah sekolah untuk mengajak siswa ikut menanam pohon(MI/DENNY SUSANTO)

GERAKAN penanaman pohon besar-besaran (Revolusi Hijau) yang digalakkan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sejak 2017 dinilai menjadi salah
satu faktor utama berkurangnya luas lahan kritis di wilayah tersebut.

"Sebelumnya kegiatan rehabilitasi lahan kritis di Kalsel hanya
sekitar 2.000-an hektare per tahun. Dengan gerakan revolusi hijau penanaman pohon setiap tahunnya mencapai 20 ribu hingga 30 ribu hektare," ungkap Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Fatimatuzzahra, Jumat (14/4).

Penanaman pohon besar-besaran ini berhasil mengurangi luas
lahan kritis di Kalsel secara signifikan. Mengacu pada data luas lahan
kritis yang dikeluarkan Kementerian LHK, pada 2013 luas lahan kritis
di Kalsel tercatat seluas 642.580 hektare.

Pada 2018 luas lahan kritis berkurang menjadi 511.594 hektare. Data terakhir pada 2022 luas lahan kritis di Kalsel berkurang menjadi 458.478 hektare. "Gerakan revolusi hijau telah memberikan
kontribusi postif dalam pengurangan lahan kritis," ujarnya.

Sejak dicanangkan pada 2017 dan dikuatkan dengan Perda nomor 7
tahun 2018 Gerakan Revolusi Hijau disebut telah berhasil menanam dan
membagikan bibit untuk lahan seluas 137.243 hektare di 13 kabupaten dan kota.

Kegiatan penanaman dilakukan dengan skema rehabilitasi hutan dan lahan,
Rehab DAS PPKH, reklamasi hutan, KBR, KBD, forest city, penghijauan
lingkungan, industri menanam, perhutanan sosial serta penanaman lainnya.

Guna lebih memasifkan gerakan revolusi hijau dan percepatan
pengurangan lahan kritis ini, Pemprov Kalsel menggelar rapat koordinasi
Revolusi Hijau dengan melibatkan pemda dan masyarakat hingga tingkat tapak di 1.872 desa dan kelurahan yang ada di Kalsel.

"Kita ingin ada kesesuaian rencana umum RHL dan rencana induk
revolusi hijau, menginventarisir kebutuhan bibit di tiap desa sesuai
keinginan masyarakat dan kondisi di lapangan," kata Fatimatuzzahra.

Di samping itu penanaman pohon bernilai ekonomi bagi masyarakat juga
diharapkan dapat mengatasi praktek pembalakan liar di sejumlah daerah.
"Revolusi hijau ini akan menjadi tidak berarti jika aksi penebangan liar terus terjadi. Tujuan akhirnya adalah terwujudkan kelestarian lingkungan di Kalsel," tandas Fatimatuzzahra. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya