Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Kartu Tani Modal Awal Jawa Tengah Lakukan Tata Kelola Pertanian Terbaik

Haryanto
06/4/2023 17:00
Kartu Tani Modal Awal Jawa Tengah Lakukan Tata Kelola Pertanian Terbaik
Presiden Joko Widodo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama petani.(Foto: Laily Rachev-Biro Pers Sekretariat Presiden)

GUBERNUR Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus berupaya menciptakan tata kelola pertanian terbaik, sehingga menguntungkan petani sebagai produsen dan masyarakat umum selaku konsumen.

Salah satu cara Ganjar ialah memanfaatkan program Kartu Tani yang telah digagas sejak 2015 silam. Meski inti program tersebut ditujukan untuk memberikan pupuk bersubsidi kepada petani, namun Kartu Tani punya manfaat ganda.

Menurut Ganjar, hal terpenting yang bisa diambil dari Kartu Tani adalah data. “Kartu Tani itu mendata petani. Siapa, di mana, berapa, tanam apa, kapan, itu mesti kita ketahui. Kalau itu masuk maka sebenarnya ini bagian dari perintah Presiden satu data Indonesia berkaitan dengan petani,” kata Ganjar di Puri Gedeh, Kota Semarang, Jateng.

Menurut dia, data tersebut sejatinya bisa diolah dan dijadikan bahan ilmiah untuk meningkatkan produktivitas petani, memenuhi kebutuhan petani, hingga memproyeksikan kebutuhan pangan masyarakat. Melalui data yang tersedia di Kartu Tani, Ganjar bisa mengontrol distribusi dan penerimaan subsidi pupuk ke petani.

Jika pupuk subsidi kurang dari kuota, Ganjar menyebut pemerintah dan pihak terkait langsung bisa mengambil tindakan dan produktivitas petani kembali tinggi. “Kalau kemudian itu masih kurang, bagaimana cara kita memenuhinya. Bagaimana kemudian peran penyuluh. pada dinas terlibat semuanya, mereka yang pemangku kepentingan pertanian bisa membantu petani sehingga produktivitas kita tinggi."

Tingkatkan koordinasi


Tak hanya itu, dengan data yang didapatkan dari Kartu Tani, Ganjar juga bisa berkoordinasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan cara itu, daya beli meningkat dan kebutuhan beras masyarakat terpenuhi.

“Jangan ada lagi kita berkelahi pada soal kita perlu impor, tidak perlu impor, cukup tidak cukup. Mulai kita proyeksikan ya kalau beras umpama 5,7 sampai 5,9 ton per hektare, bikin dong dengan data ini kita tahu siapa orangnya, tempatnya ada di mana, kapasitas seperti apa," tambahnya.

Ganjar mengatakan, pihaknya pun bisa melihat mengurangi orang ketiga atau middle man yang kerap membuat harga komoditas pertanian tinggi di pasaran. Sejauh ini, middle man bisa dikurangi berkat data Kartu Tani dan pemantauan harga komoditas pangan.

“Barangkali kita bisa melihat perilaku pembeli karena kalau mereka jual itu kan pembelinya waktu diteliti dulu ada 8 middle man, terus dikurangi sampai dengan bisa 6, ada berapa bisa 4 kali,” tambahnya.

Oleh sebab itu, dia menekankan pentingnya data science yang dapat terkumpul melalui Kartu Tani. Ganjar berkomitmen untuk terus menciptakan tata kelola pertanian yang baik untuk mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan.

“Ke depan proyeksi ketahanan pangan, kedaulatan pangan bisa kita hitung. Data dulu, kemudian soal pupuk bisa dilakukan, proyeksi produksi bisa dilakukan, off takernya nanti siapa,” kata Ganjar.

Dia berharap, upaya ini tetap membuat Jateng menjadi lumbung padi nasional. Di samping padi, Ganjar juga sedang menggenjot produksi jagung dan kedelai sebagai bahan pangan alternatif

“Pada saat itulah kemudian kita bisa tahu beras kita itu kelilingnya kemana. Ini baru beras, belum jagung, belum kedelai. Pajale yang menjadi prioritas saja kalau kita genjot bisa memenuhi target pangan nasional itu. Jadi sebenarnya banyak sekali manfaatnya, ini baru kecil saja,” kata Ganjar.

Sebagai informasi, program Kartu Tani pun memiliki andil dalam menjadikan Jateng sebagai Provinsi dengan produksi padi terbesar di Indonesia pada 2019. Diketahui, produksi padi Jateng saat itu mencapai 9.655.653 ton gabah kering giling (GKG). Jumlah tersebut, setara dengan produksi 5.539.448 ton beras. (N-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya