Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
RATUSAN warga membeludak di jalan-jalan Kelurahan Lohayong hingga Kelurahan Pohon Siri, Kecamatan Larantuka, Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT) pada pukul 19.30 Wita. Mereka memukul tiang dan menyeret seng di sepanjang jalan kota tua itu. Derit seng yang menyentuh bibir aspal menimbulkan gesekan hingga menyebabkan bunyi-bunyian panjang dengan durasi selama 5 menit.
Aksi para remaja dimulai dari Kapela Tuan Ana (Putera Allah) menuju Kapela Tuan Ma (Bunda Allah). Tradisi bunyi-bunyi saat Rabu Trewa di Larantuka menandakan situasi berkabung dan duka memasuki Tri Hari Suci.
Rabu Trewa merupakan tradisi mengenang Yesus ditangkap, diarak, dan kemudian disalib.
Baca juga: Jelang Ritual Semana Santa, Ribuan Peziarah Tiba di Kota Larantuka
Ada pemandangan yang unik di sisi bahu kanan jalan. Beberapa peziarah dari luar daerah turut menonton tradisi Rabu Trewa, yang dimulai dengan bunyi-bunyian sebagai tanda memasuki Tri Hari Suci. Dua peziarah yang duduk di kursi roda ikut menyaksikan tradisi Rabu Trewa menjelang Tri Hari Suci Semana Santa di Larantuka pada malam hari.
Para peziarah yang menamakan diri komunitas Frans Tour itu berjumlah 23 orang.
“Sungguh mengagumkan, karena banyak hal baru yang kita tahu di Flores Timur, baik alamnya, budayanya, dan tradisi,” ujar Enjel Pratiwi, dari Komunitas Frans Tour Jakarta.
Baca juga: Polres Flotim Siapkan 187 Personel untuk Amankan Tradisi Semana Santa
Enjel Pratiwi mengatakan, tujuan kehadiran mereka di kota Larantuka guna mengikuti perayaan Semana Santa.
“Saat nonton Rabu Trewa, awalnya kaget karena gaduh. Kegaduhan ini memang seperti bentrok, tapi kita diberitahu bahwa itu memang suatu kebudayaan bukan karena ada bentroknya,” katanya.
Lebih jauh ia mengatakan, tim Frans Tour akan berada di Larantuka selama 5 hari. Setelah itu mereka akan ke Maumere dan ke Kelimutu, Ende.
Sementara itu, Maria Veronika Kusuma Jaya, perempuan paruh baya kelahiran 31 Juli 1960, yang duduk di kursi roda itu terlihat senang karena ikut ambil bagian menonton tradisi Rabu Trewa di kota Larantuka.
“Bangga, senang. Larantuka itu memang beda ya, tidak sama di Jawa dari soal tradisi,” ungkapnya senang.
Sementara itu, Siwi Dwi Niti Swati, peziarah yang datang dari Jakarta mengatakan, dirinya sudah lama mendengar soal Semana Santa.
Ia mengaku cukup terbantu dengan literatur soal Semana Santa dari kakak iparnya, yang kebetulan berasal dari Larantuka bermarga Diaz.
“Ini pertama kali saya datang ke Larantuka. Saya juga ingin tahu tentang Semana Santa, yang memiliki tradisi yang hebat sekali. Saya kan buat status, banyak yang komentar ‘wah di mana itu?’ Saya bilang di Larantuka. Mereka bilang ikut-ikut. Kelihatan tahun depan pasti mereka ikut,” pungkas Siwi Niti. (Z-1)
GUNUNG Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali alami erupsi pada Selasa, 8 Juli 2025 petang, tepat pukul 16.08 WITA.
Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, erupsi lima kali pada Selasa malam (17/6) dengan tinggi letusan mencapai 5.000 meter.
Kondisi lesunya ekonomi yang melanda masyarakat Flotim dan kondisi bencana erupsi gunung Lewotobi laki-laki yang terjadi belum lama ini.
Menteri Imigrasi dan Pemberdayaan Masyarakat Agus Adrianto mengatakan bantuan dikirimkan berupa 25 ton beras, 200 dus susu formula, 12.500 bungkus mie instan, 7.500 bungkus mie instan.
Dua bayi yang diberi nama Gibran di Posko Pengungsian Kobasoma, Desa Kobasoma, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Bima mengatakan pihaknya akan mengunjungi Flores Timur pada akhir pekan ini untuk memastikan penyelenggaraan Pemilu di 29 TPS tersebut.
Pulau Kera seluas 48 hektare berada di wilayah Kabupaten Kupang, tetapi hanya berjarak 5 mil dari Kota Kupang.
TIM Penyidik Tindak Pidana Khusus, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Nusa Tenggara Timur (NTT) menahan tiga tersangka dalam dua kasus dugaan tindak pidana korupsi dana rehabilitasi sekolah.
Motivasi diberikan kepada para peserta MPLS di sela-sela kunjungannya ke Flores Timur selama dua hari
Benda itu meliputi 40 kilogram artefak hasil ekskavasi yang terbagi menjadi 15 kategori, termasuk perhiasan, alat bantu, keramik, gerabah, serta sisa kerangka dari 3 individu leluhur
Warga yang direlokasi berasal 2.209 keluarga. Mereka akan menempati lahan seluas 130 hektare.
KOMUNITAS Bidara di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, melakukan kegiatan sosialisasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bagi para pemuda, pelajar, nelayan, petani, mahasiswa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved