Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PULUHAN ternak ayam di Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat dalam sepekan terakhir mati secara misterius. Kematian unggas ini akibat flu burung.
"Awalnya saya punya 21 ekor ayam, tapi secara mendadak ada 14 ekor mati. Seperti keracunan, padahal sebelumnya terlihat sehat-sehat," kata Yuyun Somantri, salah seorang warga, Rabu (1/3).
Untuk mencegah kematian lebih banyak, Yuyun mengubur ternak yang mati. Sebelumnya, ia juga sempat memotong beberapa ekor ayamnya untuk dikonsumsi. "Saya belum tahu penyebab kematiannya," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pertanian pada Dinas Pangan dan Pertanian Kota Cimahi Mita Mustikasari mengatakan sudah menerima laporan adanya ternak unggas yang mati mendadak. Mita menyebutkan, dalam seminggu terakhir terjadi kematian puluhan unggas warga.
Menindaklanjuti kasus itu, pihaknya telah menerjunkan tim ke lapangan untuk mengambil sampel unggas yang mati mendadak. "Sampel tersebut terus dilakukan pengujian di Balai Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (BKHKMV) Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat dan hasilnya positif H5N1," ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pembersihan atau desinfeksi di sekitar kandang didampingi petugas Dinas Kesehatan. Pemilik hewan juga diberi desinfektan untuk pelaksanaan desinfeksi mandiri. "Kita sudah menyiapkan surat edaran terkait kewaspadaan penyebaran flu burung ini," lanjut Mita.
Mita menerangkan, penyebab munculnya virus flu burung diduga akibat faktor cuaca. Karena berdasarkan keterangan peternak, mereka tidak pernah mendatangkan ternak dari luar daerah.
Sedangkan pada 2017 lalu, kasus kasus flu burung muncul karena adanya hewan yang didatangkan dari luar daerah. "Kalau yang sekarang, kemungkinan besar dipengaruhi kondisi cuaca yang tidak menentu, kadang panas atau hujan. Berbeda dengan tahun 2017 dimana kasusnya karena hewan yang didatangkan dari luar," jelasnya. (OL-15)
Kasus tersebut merupakan yang pertama dicatat di Inggris sejak Juni 2017.
Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan di Tiongkok mengatakan kasus tersebut terjadi di sebuah peternakan yang memiliki 7.850 ayam, 4.500 ekor di antaranya meninggal karena flu burung.
Delapan ayam mati mendadak di peternakan di negara bagian Schleswig-Holstein. Sisa unggas yang ada di peternakan itu telah dimusnahkan dan dibuang sesuai aturan yang ada.
Virus yang tidak berbahaya bagi manusia namun bisa merugikan sektor pertanian, sejauh ini, telah ditemukan di Belgia, Belanda, Rusia, Irlandia, dan Inggris.
Kasus flu burung ditemukan di peternakan ayam yang berlokasi di wilayah Fukuoka dan Kagawa. Gelombang flu burung dimulai awal November ini.
Pemerintah Belgia melaporkan wabah flu burung H5N5 yang sangat patogen di salah satu peternakan unggas di negara tersebut.
Rata-rata kerusakan terjadi pada bagian atap rumah karena terbawa angin kencang saat hujan deras melanda.
Aksi penganiayaan itu terjadi di persimpangan Jalan Encep Kartawiria-Ciawitali, Kelurahan Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi
Sejumlah ruang kelas mengalami kerusakan akibat diterjang hujan disertai angin kencang pada Selasa (31/10) sore.
Di Pasar Atas Baru Cimahi, beras premium masih bertahan di harga Rp15.000 per kilogram
TPS Santiong akan menjadi proyek unggulan Kota Cimahi dalam pengelolaan sampah.
Para remaja itu digelandang ke Kantor Polres Cimahi agar aksi mereka tidak menimbulkan keresahan masyarakat
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved