Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Program My Darling Edukasi Warga Sako Soal Pengelolaan Sampah

Dwi Apriani
23/2/2023 20:59
Program My Darling Edukasi Warga Sako Soal Pengelolaan Sampah
Edukasi soal pengelolaan sampah yang dilakukan pihak Kecamatan Sako, Palembang, Sumsel di lingkungan sekolah.(MI/Dwi Apriani)

MENGGUGAH kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan atau mengolah sampah yang ada menjadi lebih bermanfaat tidaklah mudah. Ini yang dilakukan Kecamatan Sako, Palembang, Sumsel.

Sejak awal Januari 2023, Kecamatan Sako sudah merilis program My Darling. Camat Sako, Amiruddin Sandy mengatakan, Kecamatan Sako memiliki inovasi media layanan edukasi ramah sampah keliling yang kemudian disingkat My Darling.

"Kami melakukan edukasi ramah sampah door to door. Baik itu ke sekolah-sekolah, instansi, termasuk ke area perumahan di Kecamatan Sako. Kami memulai ini di awal Januari 2023, dan sampai saat ini aktif kami lakukan. Hampir setiap hari di jam kerja kami melakukan edukasi seperti
ini," kata dia, Kamis (23/2).

Ia mengatakan, pihaknya melakukan edukasi kepada warga hingga anak sekolah dengan memberikan informasi dan sosialiasi tentang bahaya sampah yang dibuang sembarangan. Dalam kegiatan itu juga, diberikan pelatihan pembuatan komposter, pupuk cair, ecoenzyme, dan pembuatan arang briket organik. "Kami menawarkan pilihan kepada mereka, dan setelah itu kami berikan edukasi," ucapnya.

Tak hanya pihak kecamatan, dalam kegiatan ini juga melibatkan semua unsur yang ada di Kecamatan Sako, seperti Babinsa, Bhabinkamtibmas, Puskesmas, KUA dan sejumlah universitas yang ada di Kota Palembang. "Kami semua bekerja sama dan membagi ilmu untuk membantu mengatasi permasalahan sampah yang ada di Kecamatan Sako," ucapnya.

Program ini juga melibatkan mahasiswa. Bulan ini, ada 715 mahasiswa Universitas Tridinanti yang sedang menjalani KKN di Kecamatan Sako.

"Mereka inilah yang membantu kami untuk memberikan edukasi mengenai permasalahan sampah. Namun mereka sebelumnya sudah dibekali pelatihan terlebih dulu oleh Dosen Pertanian dan penggiat lingkungan," jelas Amiruddin.

Lebih jauh, Amiruddin berharap dengan edukasi seperti ini warga Kecamatan Sako bisa mendapatkan ilmu bagaimana cara memanfaatkan sampah rumah tangga, melalui beberapa pola pengolahan sampah yang diajarkan.

"Dampak jangka panjangnya, kami ingin di 338 RT dan RW, 51 sekolah, kantor instansi di lingkungan Kecamatan Sako, akan memiliki instalasi pengolahan sampah rumah tangga sederhana. Dengan adanya instalasi pengolahan sampah di setiap rumah, sekolah, dan kantor, akan membantu mengurangi volume sampah sebanyak 53 persen setiap harinya dari total sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir," jelasnya.

Dijelaskan Amirrudin, Kecamatan Sako sekitar 6 hingga 7 ton sampah per hari diangkut ke TPSA. "Ketika berkurang 53 persen tentu sangat membantu dan tinggal bagaimana masyarakat konsisten memanfaatkan ilmu yang diberikan membuat pengelolaan sampah mandiri skala kecil,� ucapnya.

Ia berharap My Darling bisa lebih luas lagi diterapkan masyarakat bukan hanya di kecamatan Sako saja. 'Semoga mindset masyarakat berubah bahwa apa yang dimakan menjadi tanggung jawab apa yang disisakan. Jaga lingkungan karena yang merasakan dampaknya adalah kita. Semoga generasi kita kelak masih bisa merasakan udara yang bersih, lingkungan yang asri, pohon yang baik dan bagus," pungkasnya. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik