Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
KONDISI memprihatinkan kini dialami para pelaku usaha penggilingan padi. Kegiatan usaha mereka terseok-seok jutru di saat harga beras melambung.
Hal itu disampaikan Joko Riyanto, pelaku usaha penggilingan padi dan
pengusaha beras di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, kepada Media
Indonesia, Senin (30/1).
Saat ini, pelaku usaha penggilingan padi banyak yang mengeluh karena
masalah ketersediaan gabah. Hampir semua usaha penggilingan kehabisan
stok gabah.
Selain belum musim panen, harga gabah sekarang mahal. Sehingga, pelaku
usaha penggilingan padi mengalami kesulitan dalam pengadaan gabah hasil
panen petani.
"Saya sendiri juga tidak punya stok gabah,� kata Wakil Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras (Perpadi) Jawa Tengah tersebut.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Klaten Jajang Prihono membenarkan harga beras di pasar sekarang mahal. Karena, harga gabah hasil petani juga sudah tinggi.
Untuk menekan harga beras di pasar, langkah apa yang perlu dilakukan itu akan secepatnya dikoordinasikan dengan organisasi perangkat daerah
terkait.
Langkah untuk menekan harga beras, menurut Jajang, bisa saja dengan
operasi pasar. Tapi, untuk itu perlu dibicarakan secara matang agar
tidak timbul gejolak.
"Memang, harga beras di pasar bertahan tinggi, tapi masyarakat tidak
perlu khawatir. Karena, ketersediaan beras di Kabupaten Klaten masih
aman," katanya.
Berdasarkan pantauan di Pasar Gede Klaten, harga beras masih bertahan
tinggi. Beras medium di pedagang Rp12.000 per kg dan premium Rp13.000
per kg.
"Harga beras masih tinggi. Stok pun terbatas sekarang. Saya order beras
satu ton di penggilinggan padi, hanya dikirim dua kuintal," kata
Triyanti, pedagang. (N-2)
PUBLIK disibukkan oleh pembahasan rencana pemerintah menghapus beras premium dan medium saat ini. Ke depan, hanya ada beras umum atau beras reguler dan beras khusus.
Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, mendesak Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Food Station bersikap terbuka terkait beras oplosan.
Pemerintah tengah melakukan transformasi standar mutu dan harga eceran tertinggi (HET) beras untuk menjawab tantangan perberasan saat ini.
Pendistribusian beras cadangan pangan pemerintah pusat telah diperiksa secara langsung guna memastikan kualitas harum, warna baik.
Pemerintah resmi mengubah klasifikasi penjualan beras dari sebelumnya berdasarkan kualitas (medium dan premium) menjadi dua kategori baru.
Total proyeksi produksi beras sampai Agustus dapat mencapai 24,96 juta ton, sementara total konsumsi beras Januari-Agustus membutuhkan 20,66 juta ton.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved