KAPOLDA Nusa Tenggara Timur (NTT) Irjen Johni Asadoma menyebut kasus pemukulan oleh Kapolres Manggarai Barat (Mabar), AKB Felli Hermanto terhadap seorang anak buahnya, Kamis (26/1), terjadi karena kesalahpahaman.
"Itu cuma salah paham saja, antara pimpinan dengan bawahan," katanya. Namun, Irjen Johni Asadoma mengatakan, akan mengecek peristiwa yang sebenarnya dan berharap permasalahan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
"Saya berharap masalah ini tidak di besar-besarkan, ini adalah urusan internal antara pimpinan dan bawahan Polri. Kita tahu bersama dalam waktu dekat akan ada event internasional Asean Summit di Labuan Bajo, sehingga Polri harus siap dan solid dalam melaksanakan kegiatan tersebut," tutupnya.
Pemukulan yang dilakukan Felli Hermanto terhadapo Bripka Syamsul Rizal yang bertugas pos pelayan Polres Mabar disebabkan karena korban dinilai tidak memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Seusai pemukulan, Bripka Syamsul langsung dilarikan ke RS Siloam Labuan Bajo untuk mendapat perawatan.
"Untuk mengecek kesiapsiagaan, pimpinan secara periodik melakukan pengecekan terhadap kesiapan anggota di Mapolres. Ditemukan anggota tersebut tidak memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat yang saat itu datang ke Pos pelayanan Polres Mabar," ujar Kompol Sepuh Ade Irsyam, anggota Polres Mabar.
Menurutnya, Bripka Syamsul Rizal sering melakukan pelanggaran dan sudah dilakukan proses kode etik. Dalam waktu dekat akan dilakukan sidang kode etik atas pelanggaran yang dilakukan oleh anggota tersebut.
"Pembinaan itu sifatnya untuk mengingatkan anggota, agar disiplin dan selalu siap siaga dalam melaksanakan tugas,� tambahnya. Menurutnya, pembinaan merupakan tanggung jawab pimpinan kepada seluruh anggota, agar menjadi anggota Polri yang lebih baik," jelasnya. (OL-15)