PETUGAS gabungan mensterilkan kawasan zona merah menyusul peningkatan aktivitas vulkanis Gunung Semeru. Warga yang bermukim di zona merah dievakuasi total ke tempat aman. Petugas memastikan hulu-hilir aliran lahar sampai Gladak Perak tidak ada aktivitas warga maupun penambang pasir.
"Tidak ada korban jiwa maupun luka, sebab sejak pagi sampai siang, warga sudah kita evakuasi ke tempat aman sebelum abu awan panas mengguyur kawasan zona merah," tegas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Patria Dwi Hastiadi dihubungi Minggu (4/12).
Patria yang berada di lokasi bencana sedang mendata pengungsi, melakukan asesmen dampak bencana termasuk kerusakan, penanganan kesehatan, dan logistik.
"Kerusakan kemungkinan ada, beberapa jembatan tertimbun material APG (awan panas guguran) dan beberapa rumah juga tertimbun," katanya.
Kerusakan akibat awan panas Gunung Semeru itu terparah di Dusun Kajar Kuning berbatasan dengan Curah Kobokan. Adapun pengungsi tersebar di sejumlah lokasi memanfaatkan bangunan sekolahan, balai desa, masjid dan lapangan Candipuro. Petugas kesehatan dan logistik sudah berada di lokasi pengungsian.
Baca juga: Semeru Erupsi, Warga Diminta tidak Lakukan Aktivitas Radius 17 Km
Saat ini, petugas gabungan terus menyisir zona merah guna mengevakuasi warga yang masih tinggal di lokasi bahaya erupsi gunung tertinggi di
Pulau Jawa itu. Zona merah meliputi 7 dusun di Desa Sumberwuluh dan Supiturang.
"Separuh warga (penyintas erupsi Gunung Semeru tahun lalu) sudah masuk relokasi baru. Akan tetapi, warga lainnya beraktivitas bercocok tanam dan berkebun di lahan miliknya di zona merah. Mereka itu yang kita evakuasi," tuturnya.
Lahan relokasi untuk penyintas sebanyak 1.981 keluarga di Bumi Semeru Damai Desa Sumbermujur Kecamatan Candipuro, Lumajang. Sebagian besar warga sudah menempati rumah bantuan pemerintah, tapi warga lainnya yang belum menerima rumah relokasi bertahan di zona merah. Mereka bertani, beternak dan menambang pasir.
Menurut Patria, evakuasi warga cepat dilakukan menyusul awan panas guguran sejak Sabtu dini hari cenderung meningkat.
Sesuai data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), setidaknya 1.979 jiwa mengungsi di 11 titik pengungsian. Sekitar 8 desa terdampak awan panas guguran tersebar di Kecamatan Pronojiwo, Rowokangkung, dan Candipuro. (OL-16)