Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
TEMPAT pengungsian mandiri di Kampung Cijati RT 03/07 Desa Sukasari Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, sempat terendam banjir saat hujan deras, Jumat (25/11). Mereka pun menutupi genangan air menggunakan jerami karena tempat pengungsian mandiri berada di pematang sawah.
Hasbi Asidiki, warga setempat, menuturkan selama berdiam di tempat pengungsian hampir enam hari, sudah tiga kali terjadi hujan. Pada Jumat (25/11) hujan relatif cukup deras.
"Hari ini (Sabtu) juga hujan lagi. Pada Jumat, tenda kebanjiran karena air menggenang di pematang sawah yang dijadikan tempat pengungsian mandiri," kata Hasbi, Sabtu (26/11).
Saat air menggenangi tenda pengungsian yang menggunakan terpal, para penyintas berinisiatif menutupi alas menggunakan jerami. Meskipun tak efektif, tetapi setidaknya bisa mengurangi volume air.
"Kami tetap memaksakan tinggal di tenda. Mau berteduh di rumah masih takut. Apalagi anak saya masih trauma, udah enggak mau pulang ke rumah," tuturnya.
Di kampungnya terdapat dua titik pengungsian mandiri. Satu titik berada di pematang sawah dan satu titik lagi berada di bantaran rel kereta api.
"Di sawah ada tujuh tenda berisi 15 kepala keluarga atau sekitar 50 orang. Kalau di bantaran rel kereta api ada 12 KK sekitar 50 orang," jelasnya.
Dari jumlah pengungsi, terdapat sekitar 30 orang anak kecil. Sedangkan warga lanjut usia sekitar 25 orang.
"Lansia ada satu orang yang meninggal dunia karena sakit. Sudah kami makamkan. Ada juga satu orang anak kecil yang mengalami luka sengatan tawon. Sudah tiga hari enggak mau makan. Saya sudah laporan ke PMI. Tadinya mau dievakuasi untuk diobati, tapi anaknya enggak mau," ucapnya.
Hasbi menuturkan warga memilih mengungsi secara mandiri. Alasannya, karena bisa sambil memantau kondisi lingkungan wilayah mereka. "Kalau untuk kebutuhan sehari-hari, kami paling minta ke posko-posko relawan terdekat. Kalau anak kecil kebutuhan yang diperlukan kebanyakan
pampers," katanya.
Tak sedikit di antara pengungsi yang mengeluh sakit. Rata-rata mereka mengalami ISPA serta demam. "Untuk obat saya sudah minta ke IMI (Ikatan Motor Indonesia) karena di sana ada posko logistik," ujarnya.
Hasbi tak mengetahui sampai kapan mereka harus berada di pengungsian. Ia pun mengaku rumahnya ikut rusak terdampak gempa. "Keluarga pengin cepat pulang, tapi rumah masih rusak dan masih trauma," pungkasnya.
Kepala BNPB, Letjen Suharyanto, mengaku sudah mendata ulang titik-titik pengungsian. Hasil survei di lapangan, data sementara terdapat sebanyak 110 titik pengungsian tersebar di Kabupaten Cianjur.
"Baik pengungsian terpusat, besar, dengan kekuatan 200-500 orang, maupun yang hanya 5-10 orang. (Lokasinya) memang terpencar di 15 kecamatan," kata Suharyanto pada konferensi pers di Pendopo Bupati Cianjur, Jumat (25/11) petang.
Karena itu, kata Suharyanto, dibutuhkan strategi, tenaga, dan kekuatan ekstra dalam pendistribusian logistik. Seiring berjalannya waktu, kata Suharyanto, diharapkan akan semakin baik. "Sehingga para pengungsi sebanyak 60 ribuan orang lebih, semuanya bisa terlayani," ucapnya.
Suharyanto menuturkan bisa jadi jumlah titik pengungsian bertambah. Di setiap titik pengungsian sudah diidentifikasi warga yang mendiaminya. "Dari mulai nama, umur, dan lainnya," ucapnya.
Dari pengungsi yang sudah terdata, lanjutnya, di antaranya perempuan sebanyak 21.071 orang, ibu hamil sebanyak 650 orang, dan penyandang disabilitas sebanyak 34 orang. Namun datanya akan berkembang terus bersamaan dilakukannya pendataan. "Jadi datanya belum final karena kami terus melakukan pendataan," pungkasnya. (OL-13)
Baca Juga: Kunjungi Korban Gempa Cianjur, Menteri BUMN Apresiasi Aksi PLN Hadirkan Food Truck
Selain bantuan logistik, Kemensos juga mengerahkan personel Tagana Kabupaten Sukabumi dan Tagana Kabupaten Pangandaran untuk melakukan asesmen dan evakuasi warga.
Dengan demikian, secara keseluruhan korban meninggal dunia bencana longsor di Pekalongan mencapai 20 orang.
Saan menuturkan, bantuan bagi warga korban bencana di Kabupaten Cianjur merupakan bentuk kepedulian dari para wakil rakyat di DPR RI serta kalangan BUMN.
Jumlah pengungsi korban bencana mencapai 1.068 kepala keluarga atau 3.464 jiwa. Pemerintah daerah memastikan kondisi kesehatan serta pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari para pengungsi.
Anggota DPR RI Irine Yusiana Roba Putri meminta pemerintah merelokasi pemukiman warga yang menjadi korban banjir bandang di Kota Ternate, Maluku Utara.
kini Sumarni bersama keluarganya sudah bisa menempati bangunan rumah yang ideal.
Jumlah warga yang terdampak akibat konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja terus meningkat tajam. Hingga Minggu (27/7), lebih dari 200.000 orang terpaksa mengungsi
Konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja telah memaksa 130.000 orang mengungsi
Banjir setinggi hingga satu meter melanda 23 desa di 13 kecamatan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, sejak Senin malam (7/7), akibat curah hujan tinggi dan luapan sungai.
Kementerian Sosial memastikan kebutuhan dasar bagi warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), bisa terpenuhi.
Petugas terus berjaga dan memberikan bantuan sesuai kebutuhan para pengungsi.
BPBD DKI mengaktifkan mekanisme tanggap darurat untuk menjamin kebutuhan dasar para pengungsi dapat segera terpenuhi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved